search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Daftar Terbaru Pusat Keuangan Global, AS-China Saling Sikut
Kamis, 22 September 2022, 19:33 WITA Follow
image

beritabali.com/cnbcindonesia.com/Daftar Terbaru Pusat Keuangan Global, AS-China Saling Sikut

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Global Financial Centers Index (GFCI) kembali dirilis pada Kamis (22/9/2022). Dalam pemeringkatan terbaru itu, New York kembali menjadi pusat keuangan nomor satu dunia. Adapun, peringkat 10 besar didominasi oleh kota-kota di Amerika Serikat dan China.

Mengutip Reuters, data yang dirilis GFCI menempatkan London pada urutan kedua. Singapura yang sebelumnya berada di peringkat enam menyalip Hong Kong dan berada di urutan ketiga.

Peringkat lima hingga sembilan secara berurutan diisi oleh San Fransisco, Shanghai, Los Angeles, Beijing, dan Shenzhen.

"Paris kembali ke 10 besar untuk menggantikan Tokyo, tetapi Moskow merosot 22 peringkat ke peringkat 73 ketika negara-negara Barat memutuskan hubungan dengan ibu kota setelah invasi Rusia ke Ukraina pada Februari," kata GFCI.

GFCI sendiri disusun oleh Z/Yen, sebuah think tank Kota London dan China Development Institute. Mereka menilai 119 kota menggunakan 66.121 penilaian dari 11.038 orang profesional keuangan.

New York sendiri telah memegang posisi teratas di antara pusat keuangan global yang diperingkat oleh GFCI selama empat tahun. Kota terbesar di Amerika Serikat (AS) itu sebelumnya berada di bawah London.

"Posisi kedua London terlihat aman tetapi membutuhkan perubahan global yang signifikan untuk sekali lagi menantang posisi teratas," kata Michael Mainelli, ketua Z/Yen.

Adapun, status sebagai pusat keuangan global tak menjadi jaminan wilayah tersebut bebas dari guncangan ekonomi.

Di Hong Kong, misalnya, kota administratif China diperkirakan akan mengalami resesi pada akhir tahun ini. Saat ini, Hong Kong secara teknis telah mengalami hal tersebut karena mencatatkan pertumbuhan PDB negatif selama dua kuartal berturut-turut.(suara: cnbcindonesia.com)


 

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami