search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Miliarder AS: Konflik Ukraina Awal Perang Dunia Ketiga
Rabu, 25 Mei 2022, 14:35 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Miliarder AS: Konflik Ukraina Awal Perang Dunia Ketiga

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Miliarder AS George Soros menyebut invasi militer Rusia ke Ukraina merupakan awal dari Perang Dunia Ketiga.

"Invasi itu mungkin merupakan awal dari Perang Dunia Ketiga dan peradaban kita mungkin tidak akan bertahan," ucap Soros.

Ia percaya sekutu Barat harus mengalahkan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mencegah perang tersebut.

"Cara terbaik dan mungkin satu-satunya untuk melestarikan peradaban kita adalah mengalahkan Putin sesegera mungkin. Itulah intinya," tuturnya.

Soros sendiri merupakan manajer dana lindung legendaris. Ia terkenal sering berbagi miliaran dari organisasinya Open Society Foundations untuk mendanai inisiatif politik bersifat progresif dan liberal.

Menurut Soros, Putin, yang dulunya menyebut invasi terhadap Ukraina sebagai operasi militer, kini merasa keputusannya untuk menyerang Ukraina keliru.

"Tapi gencatan senjata tidak bisa tercapai karena dia (Putin) tidak bisa dipercaya. Semakin lemah Putin, semakin tidak terduga dia," sebut Soros.

Ia juga mengatakan bahwa Uni Eropa sadar akan risiko melawan Putin, karena ia bisa saja memberhentikan aliran gas Rusia ke Eropa. 

Padahal, Rusia memasok lebih dari 40 persen kebutuhan gas Eropa.

Invasi Rusia terhadap Ukraina sudah berlangsung sejak 24 Februari. Perang ini telah menewaskan ribuan orang, membuat jutaan orang kehilangan tempat tinggal dan menimbulkan kekhawatiran akan konfrontasi paling serius antara Rusia dan AS sejak Krisis Rudal Kuba 1962.

"Saya tidak bisa memprediksi hasilnya, tapi Ukraina pasti punya peluang bertarung," tegasnya.

Lebih lanjut Soros memandang perang Ukraina sebagai bentuk perjuangan yang lebih luas antara masyarakat terbuka melawan masyarakat tertutup, khususnya Rusia dan China.

"Rezim represif sekarang sedang berkuasa dan masyarakat terbuka dikepung. Kini, China dan Rusia merupakan ancaman terbesar bagi masyarakat terbuka," tandasnya.(sumber: cnnindonesia.com)
 

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami