BMKG Tanggapi Soal Isu Sinar Laser Penghambat Terbentuknya Awan Hujan di Bali
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menanggapi isu sinar laser yang disorot ke awan sehingga menghalangi terjadinya pembentukan awan hujan dan mengakibatkan terhambatnya hujan turun pada bulan Desember di Bali.
Kasubid Pelayanan Jasa BMKG Wilayah III, Decky Irmawan mengatakan kecil dugaan sinar laser menjadi penyebab terlambatnya turun hujan karena sinar harus dikonfirmasi terlebih dahulu apa yang dimaksud sinar laser atau kemungkinan sinar lampu sorot.
"Apakah sinar laser memengaruhi atau mampu menghalangi pembentukan awan. Terkait isu tersebut, tentu harus dipahami terlebih dahulu. Apakah benar yang dimaksud atau dilihat tersebut sinar laser atau malah lampu sorot oleh masyarakat dikira sinar dari laser," jelasnya, Senin (2/12/2019).
Ia menjelaskan jika melihat cirinya sifat sinar laser tegak lurus dalam artian sorot sinarnya tidak terpencar. Sinar laser juga membutuhkan temperatur tinggi. Selanjutnya, kata dia, untuk mengetahui apakah benar sinar laser mampu memecah awan, jika dicontohkan tinggi awan di Bali rata-rata 550 sampai pada 600 tinggi awan rendah. Lalu pertanyaannya, apakah dengan sumber cahaya dari laser terhadap ketinggian awan tersebut, apakah sudah sangat jauh dari batas maksimal untuk menguapkan awan.
"Kecil dugaan bahwa laser dapat memengaruhi atau menghambat pertumbuhan dari awan. Jika secara umum hal tersebut dianggap sebagai laser, tentu akan membutuhkan panas sangat kuat. Sementara uap air akan menguap pada suhu 100 derajat celcius. Apakan dari sinar laser ke tinggi dasar awan mencapai 100 derajat celcius, sehingga dapat menguapkanya," tanyanya
Reporter: bbn/aga