search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Cuaca Buruk, Nelayan Selerek Stop Melaut
Kamis, 21 Agustus 2008, 16:39 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, JEMBRANA.

Akibat cuaca buruk yang terjadi belakangan ini, nelayan yang menggunakan kapal besar (selerek) Desa Pengambengan, Negara, Jembrana terpaksa harus menghentikan aktivitas melaut sejak sepekan yang lalu. Pasalnya angin kencang dan ombak besar dikhawatirkan akan menjadi ancaman terjadinya musibah.



Dari pantauan di Dermaga Pengambengan, Desa Pengambengan, Negara, Jembrana, Kamis (21/8), puluhan selerek tampak memilih merapat. Tidak terlihat adanya aktivitas seperti biasanya kalau cuaca sedang normal. Bila cuaca normal, mulai pagi hingga siang hari para ABK (Anak Buah Kapal) sudah mempersiapkan berbagai perlengkapan melaut untuk menangkap ikan mulai sore hingga keesokan paginya.

Biarpun demikian, Nampak ada 1 selerek yang dipenuhi ABK sedang mempersiapkan perlengkapannya. Arifin (32), salah seorang ABK saat ditemui mengatakan persiapan perlengkapan penangkapan ikan ini hanya untuk jaga-jaga saja siapa tahu cuaca membaik. "Kalau cuacanya tiba-tiba membaik maka kapal itu akan berangkat," katanya.



Arifin menambahkan bila dipaksakan untuk melaut dalam cuaca buruk, satu selerek maksimal akan memperoleh ikan sebanyak 1 ton saja. "Jauh menurun jika melaut dalam cuaca normal yang bisa mendapat 20 ton. Mau gimana lagi, karena tuntutan ekonomi biarpun cuaca buruk, tetap melaut juga," keluhnya.



Kondisi selerek ini berbanding terbalik dengan nelayan yang mencari ikan dengan perahu kecil. Di tengah cuaca buruk, nelayan seperti ini seolah-olah panen ikan, khususnya tongkol. Salah seorang nelayan perahu kecil Isnaen (50) mengatakan dalam satu hari dirinya bisa mendapatkan 2-4 kuintal tongkol.

"Kami mencari ikan di pinggir dengan menggunakan jaring kambang. Dalam cuaca buruk seperti ini kami juga tidak berani sampai ke tengah lautan," pungkasnya. (dey)

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami