search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kisah Penjual Gorengan di Banyuwangi Beli PCX Pakai Uang Receh
Kamis, 15 Desember 2022, 21:36 WITA Follow
image

bbn/liputan6.com/Kisah Penjual Gorengan di Banyuwangi Beli PCX Pakai Uang Receh.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BANYUWANGI.

Siapa sangka seorang penjual gorengan di Muncar Banyuwangi, Dartik (47), bisa membeli motor dengan uang receh pecahan Rp500, Rp1.000 dan Rp2.000 yang dikumpulkan selama empat tahun.

Uang yang diperoleh dari hasil menabung selama 4 tahun tersebut dibelikan motor seharga Rp 32,7 juta secara tunai.

Uang logam dia masukkan begitu saja ke dalam galon. Sementara uang kertas ia lipat-lipat membentuk segitiga. Sepeda motor bermerek Honda PCX itu ia beli dari dieler motor di Kecamatan Rogojampi.

"Saya simpan di dalam galon selama 4 tahun," kata Dartik, Kamis (15/12/2022).

Dartik mengaku tak pernah menarget berapa uang yang ia tabung setiap harinya. Nilai yang ditabung bergantung pada uang receh yang ia miliki. Ia hanya berupaya konsisten.

"Kadang juga tidak nabung sama sekali kalau tidak ada uang receh," ujarnya.

Pembeli gorengan yang Darti jual kebanyakan adalah para petani di desanya. Saat musim panen, gorengan laris-manis. Dana tabungan bisa lebih banyak.

"Tapi kalau saat biasa-biasa saja, ya, tidak sebanyak ketika ramai," tutur dia.

Selain hasil berjualan macam-macam gorengan, uang dalam galon itu juga berasal dari kembalian ketika berbelanja.

"Jadi kalau ada uang receh, langsung cepat-cepat saya masukkan ke dalam galon," lanjut dia.

Alasan ia menabung uang receh lainnya, yakni agar tak mudah tergoda untuk mengambil di tengah perjalanan menabung.

"Kalau belanja, saya kan tidak mau pakai uang logam-logam. Makanya uang recehnya utuh," tutur Dartik.

Setelah empat tahun berjalan, Darti merasa nilai uang di galon telah mencapai puluhan juta. Saat itu juga ia memantapkan diri berangkat ke diler untuk menanyakan harga sepeda motor yang ia incar selama ini.

"Saya bilang ke orang diler bahwa uang saya recehan. Disambut baik, malah disuruh untuk bawa ke sana," kata Dartik.

Tak berpikir lama, ia pun pulang untuk mengambil uang. "Saya bongkar dulu. Malu kalau bawa galon ke dieler," kata Dartik, sambil terkekeh.

Dartik juga ogah menghitung sendiri uangnya. "Saya tidak mau pusing-pusing. Biar dihitung di dieler saja," ucap dia sumringah.

Setelah menunggu beberapa jam, Dartik pun kaget dengan nominal uang yang ia kumpulkan selama ini. Total, uang receh itu berjumlah Rp 30 juta. Darti hanya perlu menambah sedikit saja untuk bisa memboyong sepeda motornya pulang.

"Sepeda motor ini untuk saya pakai sendiri. Untuk keluar-keluar. Di rumah sudah ada sepeda motor lainnya, tapi tidak bagus," katanya.

Sementara Supervisor Dealer Honda Choiriman mengaku, awalnya datang pembeli bernama Dartik bersama suaminya ke dealer setempat. Mereka membawa segepok uang recehan. Awalnya Dartik bertanya kepada pihak dealer apakah diperbolehkan membeli sepeda motor dengan uang recehan.

"Terus kami yang melayani menjawab boleh sekali bu, toh sama-sama uang," kata Choiriman.

Menurutnya, kedatangan Dartik ini hendak membeli sepeda motor honda PCX keluaran terbaru. "Dirinya pengen sekali katanya punya PCX," jelas dia.

Akhir dari percakapan itu, lanjut Choiriman, Dartik yang didampingi suaminya kemudian memilih sepeda motor PCX dengan warna merah. Sedangkan uang recehan yang dibawa Dartik dihitung oleh 10 karyawan di dealer setempat.

"Setelah dihitung ternyata uang yang dibawanya bisa membeli PCX yang seharga Rp 32,7 juta," tegasnya. (sumber: liputan6.com)

Editor: Redaksi

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami