Kronologi Bentrokan Mahasiswa Papua yang Hendak Demo dengan Desa Adat Renon
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Belasan mahasiswa Papua yang akan berdemo mendapat rintangan anggota Ormas Patriot Garuda Nusantara (PGN) Bali pimpinan Gus Yadi dan pihak Desa Adat Renon, pada Rabu 16 November 2022.
Keributan akhirnya tak dapat dihindarkan. Dua kelompok tersebut saling serang dan pukul dengan tangan kosong hingga kayu yang semula digunakan untuk membawa spanduk.
Insiden bentrok itu terjadi di depan Asrama Putra Papua (Aspura), Jalan Tukad Yeh Aya Nomor 52, Banjar Tengah, Desa Renon, Denpasar Selatan.
Informasi menyebutkan, pagi itu Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) atau Orang Asli Papua (OAP) KK Bali yang berjumlah belasan orang hendak menggelar demo di Renon.
Rencana aksi demo itu mendapat respon dari anggota TNI Polri serta aparat desa seperti pecalang. Tidak hanya itu anggota ormas dari PGN juga turut memantau.
"Aparat dari Polri, TNI, ormas PGN hingga aparat Desa seperti Pecalang melakukan monitoring atau memantau ke Aspura sekitar pukul 07.00 WITA, ujar sumber.
Sekitar pukul 08.30 WITA, terlihat empat orang AMP/OAP memasuki asrama tersebut. Sekitar 15 menit kemudian, kelompok yang berisi sekitar 23 orang tersebut melaksanakan konsolidasi persiapan aksi. Sembari konsolidasi, mereka menyetel musik dengan volume keras.
Tak lama berselang sekira pukul 09.25 WITA, belasan mahasiswa Papua keluar dari Aspura dengan membawa famplet dan spanduk. Tapi belum jauh keluar dari Aspura, langkah mahasiswa ini pun dihadang.
"Mereka dihadang dari Ormas PGN Bali pimpinan Gus Yadi dan pihak Desa Adat Renon yang coba mengamankan daerahnya," ungkap sumber.
Dalam penghadangan itu terjadi cekcok mulut. Pihak penghadang minta agar aksi demo dihentikan namun mahasiswa menolak. Mahasiswa diminta untuk mundur dan kembali ke aspura sambil berupaya saling dorong.
Insiden saling dorong itu akhirnya pecah. Kedua kubu terlihat saling dorong, saling pukul menggunakan tangan dan tongkat kayu, dan disertai lempar-lemparan benda.
Belasan mahasiswa berhasil dipukul mundur atau tepatnya didorong masuk ke dalam Aspura. Mahasiswa yang sudah masuk ke dalam aspura terlihat masih senang, mereka teriak-teriak layaknya mau perang. Sementara pihak ormas dan aparat desa menunggu di luar.
Bentrokan tersebut berhasil diredam oleh pihak TNI dan Polri. "Setengah jam selanjutnya, situasi melandai dan massa aksi tetap berada di dalam Aspura," tambah sumber.
Bahkan mereka terpantau melakukan live streaming melalui medsos Facebook dengan Akun Aliansi Mahasiswa Papua KK Bali.
Sementara Kasi Humas Polresta Denpasar Iptu I Ketut Sukadi yang dihubungi belum memberikan komentar apapun terkait kejadian bentrok itu.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/bgl