search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
3 Perbedaan Korea Utara dan Korea Selatan
Rabu, 10 Agustus 2022, 13:12 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/3 Perbedaan Korea Utara dan Korea Selatan

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Korea Utara dan Korea Selatan telah terpisah selama lebih dari 70 tahun. Perpisahan ini disebabkan karena Semenanjung Korea menjadi korban Perang Dingin antara dua kekuatan dunia, yakni Uni Soviet dan Amerika Serikat.

Sebagaimana diberitakan History, Korut dan Korsel merupakan satu wilayah yang dipimpin oleh beberapa kerajaan. Semenanjung Korea sempat dikuasai oleh Jepang selama 35 tahun. Namun, ketika Jepang menyerahkan diri ke sekutu pada 1945, Semenanjung Korea terbagi menjadi dua zona, yakni yang dikuasai AS dan Uni Soviet.

1. Ideologi Politik

The Conversation melaporkan kala tensi yang terjadi di antara Moskow dan Washington, pada 1948, pemerintah berbeda dibangun di Pyongyang dan Seoul. Pemerintahan Korea Utara dipimpin oleh Kim Il Sung, sementara Korea Selatan dipimpin oleh Syngman Rhee.

Kim Il Sung sempat menginvasi Korsel pada 1950 untuk melakukan unifikasi Semenanjung Korea. Namun, upaya itu gagal.

Korsel dan Korut terseret Perang Korea, yang berhenti kala kedua negara menyepakati gencatan senjata pada 1953. Meski begitu, secara teknis, kedua negara tersebut masih berperang hingga saat ini.

Melihat kedua penguasa Semenanjung Korea sebelumnya yang memiliki nilai politik berbeda, yakni AS yang menganut demokrasi, sementara Uni Soviet menganut paham komunis, aliran tersebut lah yang diwariskan ke Korsel dan Korut. Korsel menganut paham demokrasi dan liberal, sementara Korut menganut paham komunis.

2. Isu Hak Asasi Manusia dan Demokrasi

Selain dari sisi politik, Korsel dan Korut memiliki perbedaan dalam penerapan hak asasi manusia dan kebebasan pribadi. DW memberitakan bahwa Korut dianggap sebagai negara yang menganut Stalinisme, pun dituduh memenjarakan ratusan ribu orang, termasuk anak-anak, di kamp penjara politik dan fasilitas detensi lain. 

Korut juga memiliki nilai terendah dalam kebebasan pers dan akuntabilitas pemerintah. Sebagaimana dilansir Britannica, Stalinisme merupakan kebijakan yang dibuat oleh Joseph Stalin dari Partai Komunis Soviet. Nilai tersebut berasosiasi dengan rezim yang penuh teror dan pemerintahan totaliter.

Sementara itu, Korsel tumbuh menjadi negara dengan paham kapitalisme dan demokrasi konstitusional. Pejabat di Korsel juga lebih sedikit melakukan korupsi ketimbang Korut.

Meski begitu, Korsel masih memiliki tahanan politik.

3. Populasi Korut dan Korsel

Dari segi populasi, Korsel memiliki populasi hampir dua kali lebih besar daripada Korut. Korsel sendiri memiliki lebih dari 51 juta populasi, sementara Korut memiliki lebih dari 25 juta populasi.

Dari segi rata-rata ukuran badan, warga Korut memiliki ukuran tubuh lebih kecil daripada Korsel. Dari segi agama, Korut menganut paham ateis, mengingat negara itu memandang dunia secara komunis. Sementara itu, kebanyakan warga Korsel menganut agama Kristen Protestan dan Katolik.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami