Penanggulangan Bencana Disebut Belum Mumpuni
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Pandemi COVID-19 yang belum berakhir sejak muncul di awal 2020 juga menambah daftar panjang kejadian bencana.
Bahkan, dampak pandemi berlangsung lebih masif dan sistemik karena, mempengaruhi secara global dan menyentuh hampir seluruh aspek kehidupan.
Yang tampak dengan terang dan sama dalam pola bencana seperti digambarkan tersebut adalah, banyaknya korban. Korban dimaksud di sini bukan cuma manusia, tetapi juga alam.
"Dalam banyak kejadian, pola seperti ini membuat kemampuan manusia untuk pulih dan menjadi resilien menjadi semakin berat," kata Direktur Eksekutif Yayasan IDEP, M. Awal, Senin (23/5) di Denpasar.
Dengan kata lain, manusia menjadi semakin rentan dalam situasi seperti itu, kendati terus dibenahi, kapasitas dan sistem penanggulangan bencana kita masih belum cukup mumpuni untuk membentuk kesiapsiagaan bencana masyarakat baik sebelum, saat, maupun setelah bencana terjadi.
Menurutnya, berbicara bencana titik pertama adalah, keluarga dan diri sendiri. Maka dalam kaitan hal tersebut keluarga dan diri sendiri harus tangguh, selanjutnya desa dan bangsa pun akan ikut tangguh.
"Dari hal terkecil keluarga baru ke global", sebutnya.
Jika dilihat secara adat atau lokal implementasinya kuat dalam penanganan kebencanaan akan tetapi, dalam hal ini eksposenya tidak kuat. Dalam hal ini kekuatan ekspose lokal harus dilakukan baik, lewat media maupun media sosial.
Reporter: bbn/aga