News

Paslon Terpilih Jarang Realisasi 100% Janji Politik, Apa Penyebabnya?

 Jumat, 29 Januari 2021, 22:50 WITA

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Beritabali.com, Denpasar. 

Perhelatan Pilkada Serentak 2020 telah selesai dan beberapa calon daerah terpilih telah ditetapkan KPU belum lama ini.

Dengan telah ditetapkan Paslon kepala daerah tersebut, tentu harus mampu mewujudkan janji-janji politik selama kampaye. Terkait dengan janji politik menurut salah satu pengamat Politik di Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar, Nyoman Subanda, Jumat (29/1) di Denpasar mengatakan, jarang Paslon terpilih dapat merealisasikan 100 persen janji politiknya.

Hal tersebut disebabkan oleh banyak faktor salah satunya seperti adanya bencana Covid-19 saat ini. "Paslon terpilih, baik gubernur maupun bupati dan wali kota tidak selalu bisa merealisasikan sepenuhnya janji politiknya. Kalau dipresentasekan tidak sama antara daerah satu dengan daerah lainnya, ada yang 90%, 80%, 75%, 50% bahkan mungkin hanya 35%. Pokoknya beragam, akan tetapi hampir tidak ada yang 100%," jelasnya.

Hal tersebut, menurutnya bisa disebabkan oleh banyak faktor diantaranya karena keuangan, kemampuan SDM di pemerintahan, political will, karena direcoki oleh fakfor politik, ada juga karena faktor sosial ekonomi. "Bencana, salah satunya bencana covid-19 dan lain-lain," sebutnya.

Memang ada beberapa dampak buruk jika janji politik tidak bisa dipenuhi atau diwujudkan mulai dari, akan menurunnya kepercayaan publik pada si pemimpin dan kekecewaan publik karena harapan dan keinginannya tidak direalisasikan. Implikasinya lebih jauh elektabilitas dan akseptabilitas figur tersebut akan turun, tergantung penyebab tidak terealisasinya janji tersebut.

"Jika dilihat di negara-negara maju, seperti Jepang, beberapa negara di Eropa, jika seorang pejabat publik tidak bisa merealisasikan program-programnya dan merasa sudah mengecewakan banyak masyarakat. Biasanya sportif meminta maaf dan ada yang mengundurkan diri. Kalau di Indonesia belum terbangun etika politik tersebut," paparnya.

Janji politik sudah tertuang dalam visi dan misi paslon, selanjutnya akan menjadi dokumen daerah. Sekaligus sebagai program pemerintah daerah dengan berbagai program prioritas tiap tahunnya. Tugas dewan guna mengawal itu sampai tuntas, tinggal infrastruktur politik (Pers, LSM, parpol, masyarakat dan lain-lain) memberi kritik, masukan, dan kontrol sosial pada Pemerintah daerah.

"Kita harus ingatkan paslon terpilih bahwa tugas pemerintah harus diutamakan yaitu,melayani masyarakat, mensejahtrakan, memberdayakan, merespon berbagai persoalan masyarakat dan menertibkan masyarakat," ucapnya.

Dirinya berharap, agar kepala daerah terpilih punya komitmen dan integritas sehinga tidak ada janji  diingkari, semoga politisi dan tim sukses tidak banyak ngerecoki pemerintahan sehinga cepet bisa mengwujudkan good governace.

Penulis : bbn/aga



Berita Beritabali.com di WhatsApp Anda
Ikuti kami




Tonton Juga :





News Lainnya :


Berita Lainnya :


Hasil Polling Calon Walikota Denpasar 2024

Polling Dimulai per 1 September 2022


Trending