News

PPKM Level 3 Saat Nataru, APPMB: Potensi "Distrust", "Chaos"

 Sabtu, 27 November 2021, 22:45 WITA

beritabali/ist/Ketua Aliansi Pelaku Pariwisata Marginal Bali (APPMB) I Wayan Puspa Negara.

IKUTI BERITABALI.COM LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Beritabali.com, Badung. 

Rencana Pemerintah Pusat untuk memukul rata Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat / PPKM Level 3 di seluruh wilayah Indonesia (24 sampai 2 Januari 2022), memancing respon kalangan praktisi pariwisata di pulau dewata. 

Bahkan Ketua Aliansi Pelaku Pariwisata Marginal Bali (APPMB) I Wayan Puspa Negara mengatakan, hal tersebut sebagai sebuah kebijakan yang dapat menimbulkan distrust dan chaos. 

“Terlihat lucu dan diatur semena-mena sesuka hati. Hal ini dipastikan bisa menimbulkan distrust atau ketidakpercayaan publik dan chaos atau huru-hara,” katanya belum lama ini.

Rencana kebijakan yang diketahui disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P tersebut dinilai sebagai kebijakan yang sangat aneh dan nyeleneh. Karena hal tersebut muncul, di tengah masyarakat Bali yang bersiap untuk bangkit seirama dengan turunnya PPKM ke Level 2. 

“Saat ini kami justru berharap agar level itu terus turun hingga Level 1, bahkan bila perlu Level 0 atau tanpa pembatasan dan menuju True Normal,” sebutnya. 

Menurut dia, dalam perspektif pariwisata Bali, tren penurunan level PPKM telah memberi secercah harapan untuk pergerakan ekonomi. Termasuk kaitannya dengan open border pada 14 Oktober 2021 lalu, walau dirasa belum membuahkan hasil.

“Sudah sebulan lebih open border, tapi belum ada jadwal penerbangan maskapai asing ke Bali. Ini akibat belum ada regulasi yang sinkron dan mengarah pada kemudahan open border. Jadi bisa dibilang, open border ini hanya halusinasi atau fatamorgana. Bahkan sekarang, rakyat di destinasi yang masih sekarat dan mati suri, diperparah lagi dengan rencana PPKM Level 3 di akhir tahun yang saya rasa tanpa dasar sains, data, dan parameter akurat,” ungkapnya. 

Di era digital ini, kabar rencana kebijakan tersebut dirasa telah menyebar secara nasional bahkan internasional. Dan itu, dipastikan mengakibatkan sudah mengakibatkan terjadinya pembatalan booking domestik yang masif. Padahal akhir tahun notabene merupakan momen yang sangat ditunggu-tunggu.

“Biasanya akhir tahun adalah masa peak season. Dimana kita berharap, akhir tahun ini pariwisata kembali bergeliat meski tetap dengan protokol kesehatan yang ketat dan inovatif,” ucapnya. 


Halaman :


Berita Beritabali.com di WhatsApp Anda
Ikuti kami




Tonton Juga :





News Lainnya :


Berita Lainnya :


Hasil Polling Calon Bupati Badung 2024

Polling Dimulai per 1 September 2022


Trending