search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Terwujud atas Kebesaran Raja Mengwi
Minggu, 14 Oktober 2007, 05:18 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BADUNG.

Berdirinya sebuah kahyangan, tidak terlepas dari penggagasnya atau yang mempunyai peran besar atas berdirinya kahyangan. Pura Pucak Mangu yang berdiri di Banjar/Desa Pakraman Tinggan,

 

menjadi karya menumental dari sebuah kerajaan kecil, namun mampu melebarkan sayapnya dengan melakukan berbagai ekspansi, sehingga menjadi wilayah kerajaan makin luas.

Untuk Pura Pucak Mangu, tersebut Kerajaan Mengwi sebagai penggagasnya. Waktu itu seorang raja bernama I Gusti Agung Putu sekaligus raja pertama yang diberikan abhiseka Tjokorda Sakti Blambangan. Diceritakan, waktu beliau menjadi raja, wilayahnya tidak begitu luas. Untuk memperluas wilayah, I Gusti Agung Putu mempunyai musuh bebuyutan yang harus diajak saling mengadu kekuatan yang bernama I Gusti Ngurah Kekeran.

Guna melawan musuh besarnya ini, Gusti Agung Putu handak melakukan dengan berbagai cara. Karena memendam dendam, sampai memutar otak bagimana bisa melawan dan menaklukan Gusti Ngurah Kekeran. Diam-diam, Gusti Putu justru menyelinap di balik semak-semak belukar menuju Pucak Mangu dengan melalui perjalanan Desa Belayu, Desa Marga dan akhirnya sampai di Gunung Pucak Mangu.

Karena atas petunjuk Hyang Bhatara, Gusti Putu sampai juga di sebuah tempat. Di tempat inilah Gusti Agung Putu melakukan semadhi, memusatkan pikiran. Setelah mampu memusatkan pikiran, datang sabda Ida Bhatara Penguasa Gunung. Dalam sabda tersebut, Gusti Agung Putu mendapat petunjuk, agar memandang ke seluruh empat penjuru. Setiap pandangan yang diarahkan akan menjadi wilayah kekuasaan Gusti Agung Putu.

Dengan titah Hyang Bhatara tersebut, Gusti Putu sangat senangnya, dia berpikir akan menjadi orang besar sekaligus menjadi raja pertama kerajaan Mengwi. Ternyata usaha Gusti Putu benar adanya, wilayah Mengwi bertambah besar dan luas, akhirnya wilayah Gusti Kekeran dapat ditundukkan.

Setelah dapat menguasai beberapa daerah yang hendak dijadikan wilayah Mengwi, akhirnya Gusti Putu mendirikan kahyangan yang tujuannya mohon keselamatan dan kemakmuran untuk wilayah dan rakyatnya. Semenjak itulah, adanya pura diperkirakan sudah ada sejak Icaka tahun 1555 atau sebelum tahun 1633 Masehi.

Sementara menurut Dra. I Gusti Ayu Armini dari Balai Kajian Jarahnitra Denpasar dalam tulisannya berjudul “Pura Pucak Mangu Bukti Religiusitas Masyarakat Pertanian Desa Pelaga, Petang, Badung” memberikan reka berdirinya pura pada abad ke-10 sampai abad ke-13, sementara perluasan pura diperkirakan pada abad ke-17.

Sedangkan Jro Mangku Gede Pucak Mangu dan Jro Bayan Runi memperkirakan berdirinya pura sekitar pada tahun 1830 oleh Raja Mengwi.

Bukti kerajaan Mengwi sebagai pendirinya, sampai sekarang Puri Mengwi bersama tujuh puri lainnya menjadi penyiwi pura (disebut juga pangrajeg). Di mana pihak puri terlibat langsung atas biaya-biaya yang diperlukan dalam setiap upacara di Pura Pucak Mangu. 

Reporter: bbn/ctg



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami