search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Timbulkan 6 Dampak Negatif Bagi Manusia
Jumat, 16 November 2007, 20:43 WITA Follow
image

Beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Dalam Buku Saku berjudul 'Cegah Memburuknya Perubahan Iklim' yang diterbitkan Kementerian Negara Lingkungan Hidup dan Panitia Nasional Konferensi PBB tentang Perubahan Iklim, disebutkan setidaknya ada 6 dampak negatif yang bisa ditimbulkan.



Keenam dampak itu, adalah (1) mencairnya lapisan es terutama di kutub Utara dan Selatan yang mengakibatkan naiknya permukaan air laut. (2) Peningkatan permukaan air laut akan menyebabkan tenggelamnya daerah dan pulau-pulau kecil. (3) Pergeseran musim.

Yakni musim kemarau akan berlangsung lama yang mengakibatkan kekeringan, dan potensi kebakaran hutan kian meningkat. Sementara musim hujan akan berlangsung cepat dengan kecenderungan intensitas curah hujan yang lebih tinggi sehingga mengakibatkan banjir dan tanah longsor.



Dampak ke (4) yakni, terjadinya krisis persediaan makanan akibat tingginya potensi gagal panen dan krisis air bersih. (5) Meluasnya penyebaran penyakit tropis, seperti malaria, demam berdarah, dan diare. (6) Hilangnya jutaan spesies flora dan fauna karena tidak dapat beradaptasi dengan perubahan suhu di bumi.

Lantas langkah apa yang perlu dilakukan untuk menghadapi perubahan iklim? Ada dua, yakni adaptasi (penyesuaian), dan mitigasi. Tindakan adaptasi yang bisa dilakukan adalah memahami kondisi cuaca dan pergerakan angin sebelum beraktivitas. Antara lain, misalnya dalam melaut, berkendaraan, bepergian, dan lainnya.

Sementara langkah mitigasi adalah upaya mengurangi efek 'rumah kaca' sehingga dapat memperlambat laju pemanasan global. Ada 18 tindakan mitigasi yang disodorkan. Beberapa di antaranya, membudayakan gemar menanam pohon dan menggunakan tanaman hidup sebagai pagar rumah. Dalam mendesain bangunan agar sirkulasi udara dan pencahayaan dibuat alami, sehingga meminimalkan penggunaan AC dan penerangan listrik. Contoh lain, untuk jarak dekat usahakan tidak menggunakan kendaraan bermotor, tapi dengan berjalan kaki atau bersepeda.

Menteri Negara Lingkungan Hidup, Rachmat Witoelar mengakui pemanasan global yang menimbulkan perubahan iklim adalah kenyataan yang sedang kita hadapi saat ini. Misalnya, bertubi-tubinya kejadian bencana banjir, tanah longsor, kemarau panjang, berubahnya pola curah hujan. Meski begitu, dia mengingatkan masih ada kesempatan untuk memperlambat memanasnya bumi ini.



"Lakukanlah perubahan mulai dari diri sendiri sekarang juga, karena kita adalah makhluk bumi yang mendambakan kehidupan makmur, adil dan sentosa yang berkelanjutan sebagai warisan bagi anak cucu kita," pesan Rachmat Witoelar dalam sambutannya di buku saku tersebut.
Buku saku itu dibagikan pada acara media briefing oleh Kevin Grose, Coordinator, Information Service UNFCCC, di Denpasar, Jumat (16/11).

Reporter: bbn/ctg



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami