Provost Turun Tangan Usut 5 Intel Polda
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Buntut mengamuknya 5 oknum anggota Direktorat Intelkam Polda Bali di lokasi pelacuran Jalan Danu Tempe, Sanur, membuat berang Wakapolda Bali Brigjen Pol. Drs. Andi Chaerudin. Jenderal berkumis tebal ini memerintahkan Provos untuk segera menyelidiki. Jika perlu, tindak tegas oknum polisi yang terang-terangan merobek privasi lembaga kepolisian. Penegasan Wakapolda, disampaikan Kabid Humas Polda Bali Kombes Pol AS Reniban SmiK kepada wartawan, Jumat (15/5). Kombes Reniban mengatakan kalau propam sudah turun untuk mengumpulkan fakta di lapangan. Hal ini merupakan perintah langsung dari Wakapolda Brigjen Pol Andi Chaeruddin.
“Tim propam sudah turun untuk mengumpulkan fakta di lapangan seperti apa. Dan pastinya anggota tak bisa mengelak,” ujar pamen melati tiga ini. Sementara, Kapolsek Denpasar Selatan (Densel) AKP Putu Gunawan dipanggil Wakapolda untuk menjelaskan peristiwa yang terjadi. “Kalau memang anggota intel itu bersalah, pasti akan ditindak sesuai dengan prosedur yang ada di kepolisian. Sidang disiplin pasti kena, dan kalau perlu nanti bisa diajukan ke sidang kode etik profesi,” tegasnya. Awal penyelidikan tim Provost, dimulai dari olah TKP di lokasi prostitusi di Jalan Danau Tempe, Sanur. Sementara tim anggota Paminal (pengamanan internal) memeriksa Kompol YP, yang diduga otak keributan di lokasi pelacuran Jalan Danau Tempe. Informasi terakhir, Kompol YP, mantan Kasat Intel Polres Klungkung itu sudah menjalani pemeriksaan di Provos Polda Bali. Namun rincian hasil pemeriksaan belum diketahui. Termasuk keempat rekannya.
Siapakah Kompol YP ? Sekadar diketahui, perwira asal Kupang itu bertugas di Dit Narkoba Polda Bali. Namun karena tersangkut kasus pemerasan, dia pun digeser ke satuan Dit Intelkam Polda Bali. Namun sepak terjangnya semakin meresahkan masyarakat. Bukanya tobat dipindah, malah, Rabu (14/5) lalu sekitar pukul 03.00 Wita, mengamuk di lokasi pelacuran Jalan Danau Tempe, Sanur. Bersama empat temannya sesama anggota Intel Polda, mereka mabuk dan mengamuk. Fasilitas berupa kursi dihancurkan. Akibatnya sejumlah pengunjung ketakutan. Kasus ini tidak dilaporkan, disebabkan pemilik lokasi, tidak ingin mencari persoalan dengan aparat kepolisian.
Reporter: bbn/sin