search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Tak Dampingi Korban, Fungsi Dinas Sosial Dipertanyakan
Kamis, 8 Januari 2009, 13:34 WITA Follow
image

images.google.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Dinas sosial dinilai tidak peduli dengan nasib 2 bocah korban pencabulan kakek dan bapak kandungnya di Kerambitan Tabanan Dinas sosial dinilai tidak peduli dengan nasib 2 bocah korban pencabulan kakek dan bapak kandungnya di Kerambitan Tabanan. Sejak awal terungkapnya kasus hingga kepulangan 2 bocah ini ke Buleleng, tidak ada perhatian sama sekali dari dinas sosial setempat.

Hal ini disampaikan LK Suryani, psikiater yang juga aktif dalam penanganan kasus kekerasan terhadap wanita dan anak-anak di Bali. Menurut Suryani, melihat kondisi keluarganya yang ‘hancur berantakan’, sudah sepantasnya dinas sosial menjalankan fungsinya membantu warga. Suryani menyayangkan ketidakpedulian dinas sosial setempat pada kasus pencabulan yang menimpa Putu AR (13) dan Kadek MA (10).

“Jadi dimana peran dinas sosial, seharusnya mereka yang aktif membantu kedua korban yang masih kecil, mendampingi, hingga mengantar kedua korban ke rumah ibu kandungnya ke Buleleng, bukannya membiarkan kedua korban pulang sendirian tanpa pendamping ke Buleleng,” ujar Suryani. Pemulangan kedua bocah korban pencabulan ini ke rumah ibu kandungnya di Buleleng, kata Suryani, juga bukan merupakan suatu hal yang tepat.

“Anak ini sudah berpisah dengan ibunya selama 7 tahun. Kalau sang anak benar-benar rindu dengan ibunya, maka trauma korban akan terobati. Tapi kalau di pikiran kedua anak ini ada rasa benci terhadap ibu mereka, karena dianggap sebagai penyebab semua ini, maka ini bukan jalan yang tepat, tapi akan semakin memperburuk kondisi mereka. Banyak hal yang harus disiapkan, mengirim mereka ke tempat ibunya bukan seperti mengirim barang saja,” papar Suryani.

Ke depan, Suryani berharap pemerintah dan aparat keamanan di Bali menaruh perhatian yang lebih besar terhadap kasus serupa. 

“Kasus-kasus seperti ini (pencabulan anak oleh keluarga) ada di tengah-tengah masyarakat, tapi dianggap sebagai aib atau malu yang harus ditutupi. Ke depan, ini harus ditangani dengan lebih baik,” tegasnya. (bob)

Reporter: bbn/psk



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami