search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Lingkungan Bali Dalam Kondisi Bahaya
Minggu, 11 Januari 2009, 14:35 WITA Follow
image

images.google.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BULELENG.

Lingkungan Bali Dalam Kondisi BahayaTri Hita Karana yang selama ini menjadi pegangan hidup bagi masyarakat Bali ternyata masih sebatas retorika belaka bagi upaya pelestarian lingkungan hidup. Dalam sepuluh tahun terakhir, Bali telah mengalami perubahan yang sangat signifikan, sehingga Bali saat ini dalam kondisi bahaya khususnya terkait persediaan air dan juga kondisi lingkungan secara global ke depan.

‘’Sejak tahun 1973 saya sudah menginjakkan kaki di Bali, saya sangat cinta Bali. Tetapi kini kondisi alam, lingkungan alam dan airnya sangat tidak nyaman. Kondisi lingkungan Bali sangat besar perubahannya. Bagaimana tidak, dimana-mana sampah plastik berserakan, pembangunan yang sangat sporadis, tidak mengindahkan konservasi lingkungan. Akibatnya Bali tidak hanya tak indah lagi, tetapi juga berbahaya untuk ke depan bilamana tidak segera ditanggulangi,” ungkap Aktivis Lingkungan Hidup dari Afrika Selatan Jeunesse Park, Minggu (11/1) di Cozy Resto Pantai Penimbangan. Kondisi Bali yang telah berubah itu tidak terlepas dari perbuatan masyarakat yang tidak sadar arti kelestarian. Demikian juga dengan penebangan pohon tanpa mengindahkan konsep kelestarian alam.

‘’Kalau kita lihat, untuk mempertahankan 1 inci humus membutuhkan 100 tahun, kalau tidak ada kesadaran menjaga kelestarian, humus akan hanyut begitu saja ke sungai, tidak ada penahan. Terlebih lagi dengan kondisi pantai saat ini di Bali sudah penuh dengan sampah, ini sudah tidak menarik lagi dibandingkan sepuluh tahun yang lalu,” ujar Jeunesse Park yang juga Public Relation Director Global Carbon Exchange, yang bermarkas di Gauteng - Afrika Selatan. 

Melihat kondisi yang telah membahayakan lingkungan di Bali, wanita yang memperkenalkan program Trees for Home sejak tahun 1990 ini rencananya akan bertemu dengan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika. ‘’Kami datang ke Bali karena kami cinta Bali, mudah-mudahan kita bisa membicarakan keberlangsungan program konservasi lingkungan untuk Bali secara umum, karena sewaktu berkeliling, kami banyak melihat kondisi Bali yang terus memperihatinkan,” papar Jeunesse Park. (sas)

Reporter: bbn/ctg



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami