Pemkot Denpasar Lestarikan Tari Baris Cina
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Tari Baris Cina dan Gong Beri merupakan warisan budaya leluhur krama (warga) Renon yang hingga kini tetap ajeg lestari. Tari Baris Cina dengan instrumen pengiring Gong Beri ini sudah menjadi seni budaya khas Desa Renon dan dilestarikan oleh Pemerintah Kota Denpasar.
Meski disakralkan oleh masyarakat setempat, tari Baris Cina ini sempat ditampilkan duplikatnya pada pawai Pesta Kesenian Bali ke-33 di Depan Jaya Sabha beberapa waktu lalu.
Kepala Dinas Kebudayaan Denpasar I Made Mudra, yang ditemui di ruang kerjanya Selasa (21/6), mengatakan mengingat kesakralan dari tarian ini, timbullah ide membuat duplikat perangkat gambelan gong Beri dan Pakaian Penari baris Cina.
Sebelum dipertunjukan pada pawai, para penari dan penabuh nangkil (sembahyang) di Pura Dalem Desa Pekraman Renon. Hal ini untuk meminta petunjuk sehingga diberikan kelancaran saat pementasan nanti, ujar Mudra.
Setelah melakukan persembahyangan penampilan tari Baris Cina pada ajang PKB berjalan lancar.
Ditampilkannya Tari Baris Cina sebagai Duta Denpasar pada ajang PKB karena tarian yang disakralkan oleh masyarakat Renon telah mampu menyatu dengan masyarakat setempat. Penampilan ini juga sangat tepat sesuai dengan tema PKB ke-33 Desa Kala Patra.
Instrumen Gong Beri terdiri dari sungu, ber, bor/bar, tawa-tawa ageng, tawa-tawa alit, kempli, kajar, bebende, klenang, cenceng dan beduk.
Sedangkan Tari Baris Cina terdiri atas dua kelompok penari yang semuanya laki-laki di mana setiap kelompok terdiri atas sembilan pragina termasuk satu orang komandan yang disebut pangater.
Kelompok pertama mengenakan pakaian hitam dan disebut Baris Selem, sedangkan kelompok lainnya berpakaian putih yang disebut Baris Putih.
"Gerakannya mirip dengan pencak silat. Mereka membawa senjata pedang," ujarnya.
Mudra menambahkan, tari Baris Cina terbagi dalam tiga babak pementasan. Diawali dengan penampilan Baris Selem yang diiringi gamelan Gong Beri dengan tabuh Baris Gede. Dilanjutkan dengan penampilan Baris Putih yang diiringi tabuh Baris Cenik.
Pada babak terakhir merupakan babak pasiat yang menggambarkan peperangan antara Baris Selem dan Baris Putih.
"Pada puncak pementasan, penabuh dan penari biasanya kerauhan (kesurupan). Saat kerauhan, mereka biasanya sering mengeluarkan ucapan dalam bahasa Cina," jelasnya.
Reporter: bbn/net