search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Wayan Candra dan Ogoh-Ogoh Bali
Minggu, 11 Maret 2012, 17:56 WITA Follow
image

beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Kreatifitas seni ogoh-ogoh karya anak – anak sanggar seni Gases telah dikenal masyarakat  luas bahkan sudah sampai ke mancanegara. Lahirnya sanggar Gases bermula berkat kegigihan Drs. Wayan Candra ( 60 ) dalam menampilkan seni ogoh –ogoh pada ajang Pentas Kesenian Bali tahun 1990 silam serta dalam berbagai ajang perlombaan di tingkat Nasional.

“ Awal  berdirinya  Gases karena ketika tahun 1990 ada Pesta Kesenian Bali yang berhasil meng-orbitkan nama Gases. Kebetulan  saat itu kami mendapatkan juara satu. Selain di Bali kami juga pernah mewakili  Bali ke Taman Mini, di sana kami mendapat perhatian khusus. Ogoh – ogoh kami diambil untuk Taman Mini “, ucap suami dari Ni Nyoman Widiani, di kediamannya di Banjar Lantang Bejuh.

Di atas lahan pekarangan  seluas  5 are tersebut, Wayan Candra telah berhasil menciptakan sanggar beragam seni yang kini telah berkembang pesat, antaranya  Seni rupa, Seni tari, Seni karawitan, dan Seni patung.  Sanggar Gases pada awalnya hanya singkatan Gajah Sesetan, dan kini telah resmi sebagai organisasi seni.

“ Gases awalnya kepanjangan Gajah sesetan, karena desa kami terkenal gajahnya  (pura  patung gajah ). Lantas kami berkembang  karena pengikutnya sudah hampir seluruh Bali. Akhirnya kami beri julukan Gases itu, Gabungan Anak Seni Serba Bisa Bali. Setelah itu kami carikan ijin. Organisasi Gases ini suatu organisasi yang berbadan hukum, bukan organisasi seperti  modelnya preman, “  ujar bapak lima anak ini.

Untuk menjelang hari  Pengrupukan nanti, Sanggar Gases telah menerima  100 unit pesanan Ogoh- Ogoh.  Yang terdiri dari 300 buah  tapel ( topeng ),  kepala ogog –ogoh 80 buah. Keseluruhan ditangangi sekitar 50 tenaga dari anggota sanggar dan dari luar. Seluruh pesanan sebagian besar dari daerah bali bahkan akan dikirim ke luar Bali seperti  Jakarta ( 2 buah ), Surabaya ( 4 buah ), Banyuwangi, Gorontalo, dan Lombok. Sementara untuk di Bali  hampir secara menyeluruh.

Mengenai harga,  pihaknya telah menentukan harga pasti  yang ditempel pada secarik kertas pada salah satu pilar rumahnya. Harga untuk  satu Ogoh –Ogoh tergantung dari ukuran dan tingkat kerumitan dalam merancangnya. Untuk anak –anak  dengan tinggi kurang lebih 80 Cm sampai  120 Cm dijual seharga  Rp. 500.000 hingga Rp 1.000.000. Sedangkan untuk yang dewasa dengan tinggi kurang lebih  2.5 M sampai 3.5 M seharga Rp 3.500.000 hingga  Rp 7.000.000. Selama ini Candra tidak pernah mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan baku berupa gabus. Seluruh bahan sudah mudah didapat di Bali.

“ Kenapa kami pergunakan gabus, karena dalam kreatifitas anak – anak akan turut memudahkan mengembangkan keahliannya dalam seni  mematung. Jadi definisi saya Ogoh –Ogoh  adalah suatu hasil karya Seni rupa berbentuk tiga dimensi diusung bersama - sama dan ditarik secara ogah -ogah baru disebut  Ogoh - Ogoh. Sedangkan yang diam, dipajang begitu saja dinamakan dengan patung. Biar ada perbedaan antara patung dengan Ogoh – Ogoh “, terangnya.

Keahlian beragam seni yang digeluti Candra merupakan warisan dari pendahulunya serta dukungan penuh dari anak - anaknya. Kedepan  ia tetap optimis bahwa ogoh –ogoh akan berkembang terus sepanjang masa. Kreatifitas dan budaya tersebut harus ditanamkan sejak dini.

“  Budaya kita akan melekat ketika  telah masuk ke memori  anak – anak  itu sendiri. Sehingga setelah dia remaja atau dewasa dia akan memperhatikan budayanya sendiri. Bukan kartun saja yang diingat ” , tambahnya.

Selain sebagai seorang seniman, Wayan Candra juga  dikenal sebagai seorang Mangku ( pemimpin upacara ) di Pura Dalem Batu Sari yang berlokasi tepat di pekarangan rumah sekaligus sanggar. Keempat putranya kini mewarisi bakat –bakat yang dimiliki ayahnya dalam segala aktifitas budaya dan karya seni. 
 

Reporter: Kominfo NTB



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami