search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Tidak Bisa Buat Patung Sendirian
Minggu, 25 Agustus 2013, 15:07 WITA Follow
image

beritabali.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Setelah sekian lama mangkrak, pembangunan proyek patung atau monumen Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bukit Ungasan, Kabupaten Badung, Bali kembali akan dilanjutkan. Pembangunan Monumen GWK ini ditarget rampung dalam waktu 3 tahun. Sosok pematung Nyoman Nuarta berada dibalik megaproyek ini.

Peletakan batu pertama pembangunan monumen Garuda Wisnu Kencana di dalam Kawasan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK), sudah dilakukan pada Jumat (23/8/2013).

Patung dengan biaya pembuatan sebesar Rp 300 milyar dan ditambah Rp 150 milyar untuk penataan kawasan sekitarnya, ditargetkan akan rampung dalam waktu 3 tahun. Sebagian potongan-potongan patung GWK sudah dikirim ke Bali, dan sebagian lagi masih di Bandung. Nantinya akan ada 400 truk tronton yang akan mengangkut potongan patung GWK dari bengkel produksinya di Bandung ke Bali.

Ide pembuatan Patung GWK, kata Nyoman, bermula saat dirinya bertemu Dirjen Pariwisata di era Presiden Suharto, Joop Ave. Waktu itu Dirjen Joop Ave mengajaknya untuk membuat sesuatu bagi Bali.

"Usai bertemu Gubernur Bali waktu itu, Ida Bagus Oka, muncul rencana untuk membuat patung garuda di Bali, yakni di kawasan bandara Bali. Ide membuat patung garuda saya setuju, tapi lokasinya tidak di bandara, saya ingin di lokasi lainnya dengan konsep yang benar-benar berbeda," ujar pria yang lahir di Tabanan, Bali, 14 November 1951.

Setelah lahan tersedia, yakni di Bukit Ungasan, dan sebuah konsep sebuah patung yang berbeda tersedia, perjuangan panjang untuk membangun patung GWK pun dimulai.

"Kita sudah pelajari dari segala sisi, kita juga sudah pernah terima kritik keras terkait pembangunan patung GWK, dari situ membuat kita dewasa. Hingga kini GWK sudah berkembang baik dari segi desain, estetika, kontruksi, hingga pertimbangan angin dan gempa,"ujarnya.

Nyoman Nuarta menyatakan, proyek ini kini dilanjutkan setelah terhenti pada tahun 1997 akibat terkena dampak krisis moneter waktu itu.

"Tahun 97 kita berhenti, kita habis, karena terkena krisis. Meski berhenti, tapi kita tetap kembangkan desain, agar bagaimana nanti dengan biaya minimal ini bisa kita lanjutkan. Hingga saat ini,  patung GWK sudah 5 kali menalami perubahan design. Lokasinya juga nanti bergeser ke selatan, 300 meter selatan Lotus Pond,"jelas Nuarta, di GWK, Kamis (22/8/2013).

Patung GWK ini bisa berlanjut karena setahun terakhir Nuarta bertemu seorang tokoh, seorang pengusaha, yakni bos PT Alam Sutera, The Nin King.

"Investor pembangunan patung GWK ini,  The Nin King, atau kita panggil pak T, mendukung pembangunan patung GWK ini diteruskan, beliau bilang ini penting buat bangsa. Ini merupakan respon yang jarang sekali, apalagi dari seorang pengusaha,dimana semua hitung-hitungan ekonomi jadi prioritas utama,"ujar lulusan Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB 1979.

Dengan adanya dukungan ini, Nuarta optimis patung GWK akan bisa dibangun dalam waktu 3 tahun atau selesai sekitar tahun 2016 mendatang. Setelah jadi, patung GWK akan menjadi salah satu patung tertinggi di dunia. Patung ini nantinya akan memiliki ketinggian kurang lebih 126 meter dengan lebar 64 meter.

"Tapi saya tidak bisa membuat patung sendiri, apalagi melibatkan jumlah uang yang begitu besar seperti ini. Melihat uangnya saja saya belum pernah. Oleh karena itu kita sudah membuat desain matang, yang bisa ditangani oleh ahlinya. Sudah ada rekayasa tehnologi yang bisa dikerjakan meskipun tanpa ada saya," ujar pelopor Gerakan Seni Rupa Baru ini.  (dev)

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami