search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pura Agung Bitung Sulut Perlu Bantuan Gamelan Gong
Selasa, 28 Oktober 2014, 19:14 WITA Follow
image

bbcom

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Lokasinya cukup strategis, tepatnya di atas bukit di wilayah Kelurahan Kakenturan I, Kecamatan Maesa, Kotamadya Bitung, Propinsi Sulawesi Utara Manado. Dari letak geografis, Pura Agung Utara Segara tak sulit ditemukan. Dekat pelabuhan dan perkantoran Kotamadya.

Ukurannya cukup menampung umat Hindu di delapan Kecamatan saat menjalani ibadah (8x7m) dan hanya satu satunya tempat ibadah di Kota Bitung. Pemugaran sudah dilakukan beberapa kali sesuai kondisi dan situasi. Struktur bangunan, umumnya sama dengan Pura di daerah lain. Yang membedakan hanya bagian Utama Mandala. Di sini pakai atap.

Di usia ke 24 tahun saat ini, satu satunya keinginan umat Hindu adalah memiliki gamelan gong, yang kegunaannya dipakai saat ritual ritual keagamaan. 

"Upaya sudah dilakukan. Permohonan bantuan ke Kementrian Agama Sulut, Pemprov Bali juga Kementrian Agama di Pusat, belum direspon. Awal pembangunan Pura sampai sekarang murni swadaya umat Hindu di Bitung," kata Ketua PDHI Kota Bitung, I Wayan Wenten dengan harapan ada donatur ataupun dermawan yang bisa menjawab keinginan mereka.

Pengakuan Wayan, Pura ini kerap kali dikunjungi umat Hindu diluar Kota Bitung. Seperti, dari Kota Mobagu, Manado. Bahkan di tahun 2013 mendapat kunjungan dari Institut Hindu Dharma Negeri atau disingkat IHDN Denpasar.

Ke depannya, komitmen pengurus PHDI akan melirik tempat baru saat jumlah umat bertambah. Sementara Pasraman akan dibangun kembali. Begitu juga sebagian fasilitas Pura dalam tahap pekerjaan, diselesaikan. Antara lain, pembuatan anak tangga juga tempat bunga. Bangunannya sudah ada sebelumnya. Hanya karena termakan usia, sehingga dibongkar.

Keberadaan Pura yang lokasinya dekat pemukiman warga (Bukan Bali) bisa diterima dan warga sekitar pura ikut menjaga kemanan dan ketertiban. 

"Orang Bali adalah saudara kita juga. Dan tempat Ibadah adalah rumah Tuhan, sudah pasti kami ikut menjaganya. Di sini toleransi beragama terjalin baik," kata warga setempat, Feronika.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami