search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Dicakar Kucing dan Radang Otak, Siswa SD di Pupuan Meninggal
Selasa, 3 Februari 2015, 16:36 WITA Follow
image

bbn/net/ilustrasi

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, TABANAN.

Warga Desa Bantiran, Kecamatan Pupuan dikejutkan dengan meninggalnya seorang siswa SD Kelas I di Desa setempat. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, bocah laki-laki berusia 6 tahun ini sempat menjalani perawatan di BRSUD Tabanan. Sebelum meninggal dunia bocah tersebut pernah dicakar kucing dan sempat mengalami fobia ( ketakutan ) akan cahaya dan sinar matahari.

Humas RSUD Tabanan, Made Suarjaya, Selasa (3/2/2015)  membenarkan pihaknya menerima pasien anak laki-laki berusia enam tahun asal Bantiran Pupuan, Minggu (1/2/2015) lalu. 

Dijelaskan, saat diperiksa ditemukan luka di kaki yang berdasarkan keterangan keluarga adalah luka karena bisul. Luka ini sudah diperiksa beberapa kali di Puskesmas. 

“Saat dibawa ke RSUD Tabanan, kondisi pasien sudah gelisah,” jelas Suarjaya.  Setelah dilakukan pemeriksaan laboraturium ternyata pasien tersebut suspect radang otak.

“Kondisi pasien terus memburuk dan akhirnya tidak dapat diselamatkan,” tambah Suarjaya. Hal senada disampaikan oleh Kadis Kesehatan Tabanan, dr  Nyoman Suratmika. Ditegaskanya bocah laki-laki tersebut meninggal dunia karena radang otak.

"Radang otak penyebabnya sangat banyak. Untuk kasus ini dikarenakan komplikasi dari sakit typoidnya (tifus)," tutur Suratmika. Dari hasil penelusuran, juga diketahui pasien tersebut sempat dirawat di Puskesmas Kecamatan Pupuan karena dicakar kucing beberapa waktu lalu. 

Oleh dokter, orang tua anak tersebut disarankan agar merujuk anaknya ke RSUD Tabanan. Namun orang tua korban tidak membawa anak malang tersebut berobat ke RSUD Tabanan. Setelah kondisi korban semakin memburuk, barulah pihak keluarga membawanya ke Rumah Sakit.

Terkait, pasien sempat dicakar kucing, Suratmika menegaskan cakaran kucing tidak menyebabkan rabies. Saat ini di Bali penularan rabies hanya dari  anjing sebagai hewan penular rabies (HPR) .  “Rabies hanya bisa menular melalui gigitan HPR yang terinfeksi rabies,” tandasnya. 

Pejabat asal Wongaya Gede, Kecamatn Penebel ini menambahkan virus rabies itu banyak terdapat di otak dan jika di sana sudah berlebih ia akan muncul di kalenjar air liur.  “Jadi penularan terjadi jika digigit HPR yang liurnya mengandung virus,” pungkasnya.

 

Reporter: bbn/nod



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami