search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
AS Mengancam, Rusia Siap Perang
Rabu, 11 Februari 2015, 13:21 WITA Follow
image

bbn/inilahcom/aa.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Nikolai Patrushev, sekretaris Dewan Keamanan Rusia, mengatakan Moskwa berencana meningkatkan kemampuan pertahanan menyusul meningkatnya ancaman AS dan sekutunya.

"Dalam situasi saat ini, setelah AS dan sekutunya memulai jalur konfrontasi dengan Rusia, tidak ada salahnya mengingatkan mereka akan sejarah," ujar Patrushev seperti dikutip sejumlah media Rusia.

"Kami akan memperbaiki organisasi militer dan memperkuat kemampuan pertahanan," lanjutnya. Menurut Patrushev, sejarah menunjukan Moskwa tidak akan terintimidasi oleh ancaman Barat. Rusia, katanya, akan selalu siap membela tanah air.

"Pada masa-masa sulit, seluruh elemen bangsa akan datang membantu mereka dengan mobilisasi kekuatan," demikian Patrushev. "Ingat, belum ada negara Barat yang mampu menaklukan Rusia. Napoleon Bonaparte pernah melakukannya dan gagal. Terakhir, Adolf Hitler tidak mampu merebut St Petersburg dan Moskwa."

Komentar Patrushev adalah respon sikap AS yang mempertimbangkan pengiriman senjata ke Ukraina. Sikap ini ditentang Kanselir Jerman Angela Merkel, tapi sejumlah elemen di Kongres AS mendesak Presiden Barrack Obama segera mengirim senjatake Kiev.

Hubungan Rusia-Barat/AS terus memburuk menyusul tindakan Moskwa mencaplok Semananjung Krim, dan mengobarkan pemberontakan di timur Ukraina tahun 2014.

Moskwa menuduh Barat berusaha mengeluarkan Ukraina dari orbit Rusia. Barat menuduh Rusia berupaya mengontrol Laut Hitam, dengan menguasai wilayah-wilayah di sekelilingnya.

Belajar dari sejarah, Moskwa tidak menghendaki kehadiran kekuatan Barat di sekitar wilayahnya. Sedangkan Barat menuduh intervensi Rusia ke Ukraina akan membuka jalan bagi Moskwa untuk mencaplok semua negara bekas Uni Soviet di Eropa.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami