search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pria Lulusan S 2 Ini Berkeliling Jualan Batu Akik
Rabu, 10 Juni 2015, 08:40 WITA Follow
image

baliterkini.com/eka juni artawan

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Batu akik kini tengah menjadi tren di masyarakat sehingga harganya pun melonjak. Peluang ini dimanfaatkan oleh Adi Saputra, seorang pria asal Dompu NTB. Tiap hari ia berkeliling menyambangi berbagai pasar di kawasan kota Denpasar dan Badung menjajakan berbagai bentuk batu akik yang masih berupa bongkahan.
 
Pria asli Dompu, Nusa Tenggara Barat ini adalah orang yang dipercaya atasannya untuk menjajakan barang dagangan berkeliling menggunakan mobil bak terbuka. Di atas mobil bak terbuka tersebut, terdapat berbagai jenis batu dengan beragam macam nama. Ada bacan, kecubung air, batu merah ati, dan masih banyak lagi. Batu–batu ini didatangkan langsung dari daerah di kawasan timur seperti Kupang, NTB, Flores, Ende, Alor, dan Ternate. 
 
Seperti yang sempat terlihat di kawasan pasar Kreneng, beberapa waktu lalu. Penggemar batu akik silih berganti berdatangan. Transaksi jual beli batu akik berlangsung di atas mobil carry lengkap alat timbangan. Harga jual yang ditawarkan dihitung per kilo, mulai dari Rp 150 sampai Rp 3 juta per kilogram.
 
Menurut Adi, batu yang memiliki nilai jual  tinggi tergantung dari kwalitasnya. Batu akan tampak lebih cantik bila sudah digosok. Apalagi batu yang berhiaskan gambar atau motif akan menambah keindahan dan bernilai ekonomi.
 
“ Sepintas memang nampaknya batu ini seperti batu rumahan untuk bahan pondasi di rumah, kalau sudah digosok baru kelihatan cantiknya, “ ujar pria yang mengaku lulusan Strata 2 ( S2 ). Sambil sesekali menyiram tiap permukaan batu untuk memunculkan warna, sesekali dia menimpali obrolan calon pembeli seputar soal batu yang dijualnya. 
 
“Memiliki batu akik itu menurut saya sebuah sugesti dari pemakainya," ujarnya. Saking sibuknya meladeni pembeli, Adi mengaku kerap kecurian. Namun ia menyikapinya dengan iklas dan sabar, karena itu merupakan resiko berjualan di tempat terbuka.
“Ya, mau gimana lagi. Kalau dituntut orangnya tidak ada,“ ucapnya. Adi yang selalu ditemani seorang rekannya, kerap berkeliling menyambangi beberapa pasar seperti Pasar Kreneng, Pasar Burung Satria, dan Pasar Beringkit.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami