Denpasar Jadi Kota Pertama Gerakan Hemat 10 Persen Energi Listrik
Sabtu, 3 Oktober 2015,
19:00 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com, Denpasar. Mengingat cadangan energi gas bumi yang menipis dan hanya bertahan beberapa puluh tahun lagi, setiap warga diminta menghemat energi sebesar 10 persen. Pasalnya, dari penghematan energi listrik 10 persen di setiap rumah warga, bisa membangun pembangkit listrik minimal 250 MW.
Hal itu disampaikan Direktur Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Farida Zed, dalam sosialisasi program konservasi energi di lingkungan sekolah tahun 2015 di SD Negeri 22 Dauh Puri Kaja, Denpasar (3/10/2015).
Menurut Farida, program sosialisasi kepada anak-anak usia dini sebagai penerus bangsa sangat penting dilakukan di tengah kebutuhan energi yang tinggi mencapai 7 persen, dan menurunnya cadangan gas bumi sejak 10 tahun terakhir.
"Generasi muda dengan kebutuhan yang mulai meningkat dan mampu menghemat energi dengan memotong konsumsi energi listrik 10 persen di setiap rumah. Cadangan gas bumi kita akan bertahan 10 tahun lagi. Batubara lebih panjang pemanfaatan namun berhadapan dengan isu lingkungan," ungkapnya.
Farida memandang sebagai negara terbesar mengkonsumsi energi, tidak hanya menjaga penyediaan energi, namun juga menjaga pasokannya.
Program sosialisasi hemat energi listrik 10 persen, kata Farida, pertama kali dimulai warga di kota Denpasar.
"Program tagline potong 10 persen baru mulai pertama kali di kota Denpasar, sebelum dilanjutkan di kota-kota besar lainnya di seluruh Indonesia. Penghematan energi dimulai dari perubahan perilaku dan tindakan dengan gerakan 3 M yakni mematikan, mengurangi temperatur dan mencabut, kita bisa menghemat Rp 5 ribu, program sederhana yang bisa dilakukan anak-anak di rumah," jelasnya.
Gerakan hemat energi dari Kementerian ESDM, sambung Farida akan terus dilakukan untuk menghindari kondisi darurat energi di Tanah Air. Ia mengaku, dengan program 10 persen penghematan energi listrik di setiap rumah nantinya akan digunakan untuk sektor lainnya.
"Dengan mengganti lampu pijar 40 watt menjadi lampu neon dengan daya 8 watt di setiap rumah bisa membangun pembangkit 250 MW. Itu angka tidak main-main lo. Bayangkan saja jika 10 persen ada 10 lampu di rumah ini akan memberikan penghematan secara nasional, penghematan Rp 350 ribu-Rp 400ribu per satu rumah," imbuhnya.
Sementara itu, Kabid Disdikpora Pemkot Denpasar, Ketut Sudana menyambut baik program sosialisasi dari kementerian ESDM Denpasar jadi barometer nasional dan internasional. Menurutnya, perlu sinergi bersama antara program pusat dan daerah agar bisa berjalan dengan baik.
"Kita senang Denpasar jadi barometer gerakan hemat energi. Mudah-mudahan konservasi energi akan terus dikenalkan terhadap anak usia dini. Semoga tindak lanjut program ini berkesinambungan. Kita mendorong pilar penghematan energi dan semua komponen baik dari pusat maupun daerah bersama-sama untuk menyelamatkan bumi," tutupnya.[bbn/dws]
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: bbn/net