Pembangunan Dermaga Tanah Ampo Terkesan Dipaksakan, Ini Usul KPI Bali
Senin, 22 Mei 2017,
15:08 WITA
Follow
IKUTI BERITABALI.COM DI
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Beritabali.com, Denpasar. Pembangunan Dermaga Tanah Ampo Karangasem serasa dipaksakan karena dengan anggaran dana mencapai miliaran rupiah pelabuhan ini justru tidak produktif dan terkesan "aji mumpung".
Kesatuan Pelaut Indonesia (KPI) menyatakan saat pembangunan Dermaga Tanah Ampo Karangasem, pihaknya sempat memberikan saran secara informal pada pimpinan daerah tersebut kala itu. KPI menyatakan ketidaksetujuannya dengan pembangunan Dermaga Tanah Ampo. Sebab, dari sisi geografis dan konsep pembangunan pelabuhan masih tidak jelas.
[pilihan-redaksi]
Vice President KPI, I Dewa Nyoman Budiasa merasa selama sepuluh tahun ke belakang, pembukaan pelabuhan jadi hal latah. Hanya karena suatu wilayah mempunyai pantai lantas berbondong-bondong membuat pelabuhan.
"Sehingga dirasa adanya wasting money, anggaran berjuta-juta terbuang percuma untuk hal-hal tidak produktif seperti ini," tuturnya, Sabtu (20/5).
Dewa Budiasa menyatakan, keberadaan Dermaga Tanah Ampo sebenarnya itu bisa dikonsep ulang. Kemungkinan konsepnya harus diubah, pilihannya ada pada menjadikan dermaga ini sebagai full port untuk berlabuh kapal besar atau marina atau pelabuhan wisata untuk kapal kecil.
"Sebenarnya disana lebih tepat untuk pelabuhan marina, untuk wisata bahari bersandar kapal-kapal tidak besar. Sementara di Benoa, marina portnya sudah tidak memadai. Sampai saat ini hanya benoa yang bisa menampung kapal wisata, maka pengalihan harus segera dan Tanah Ampo harus jadi alternatif," sebutnya.
[pilihan-redaksi2]
Menurutnya, untuk membangun sebuah pelabuhan bukan hanya berdasarkan daerah itu dekat pantai. Ada hal-hal lain yang juga harus dipikirkan seperti arah angin dan kedalaman laut serta cuaca.
"Sistem navigasi Tanah Ampo juga tidak menunjang. Saat ini baru hanya Benoa saja yang memadai," sebutnya.
I Dewa Nyoman Budiasa menyimpulkan adanya pembangunan Dermaga Tanah Ampo sebagai sesuatu yang dipaksakan. Bahkan, kapal menurutnya juga terpaksa berlabuh disana. Usulnya, pembangunan dermaga agar mempertimbangkan semua aspek, terutama terminal.
"Saya mengusulkan kenapa tidak dibangun terminal-terminal bintang lima disambut tarian bali dan art shop yang nyaman," imbuhnya.
Menurutnya, kapal-kapal wisata atau pesiar datang ke Bali bukan karena pelabuhannya tapi karena pariwisata budanya. Maka, pelabuhan juga harus difungsikan sebagai tempat wisata. Sebab, rupa pelabuhan tidak menjadikan orang berhenti mengunjungi Bali melainkan wisata budayanya. [wrt]
Berita Denpasar Terbaru
Reporter: -