search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kehidupan Rahasia nan Hangat di Bawah Antartika
Kamis, 21 September 2017, 18:05 WITA Follow
image

ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Beritabali.com, Canberra. Dunia flora dan fauna nan rahasia, termasuk di dalamnya berisi spesies-spesies baru yang belum diketahui manusia, mungkin hidup di dalam gua-gua hangat di bawah gletser Antartika, demikian kata para ilmuwan.
 
Gua-gua yang dihangatkan uap gunung berapi aktif itu terang benderang dan dapat mencapai suhu 25 derajat Celsius yang diperkirakan menjadi ekosistem flora dan fauna nan lengkap jauh di bawah permukaan es yang membeku.
 
[pilihan-redaksi]
Penelitian pimpinan Australian National University di sekitar Gunung Erebus, gunung berapi aktif di Pulau Ross di Antartika, menunjukkan adanya sistem gua yang luas.
 
Kepala tim peneliti, Ceridwen Fraser, menyatakan analisis forensik terhadap sampel tanah dari gua-gua itu mengungkapkan jejak DNA dari alga, lumut, dan fauna kecil.
 
Mengingat kebanyakan DNA itu mirip lumut, alga, dan hewan lunak yang ditemukan di sekitar Antartika, maka tidak semua bagian bisa diidentifikasi secara lengkap.
 
"Hasil penelitian ini memberi kami sebuah gambaran mencengangkan mengenai apa yang mungkin hidup di bawah es Antartika yang bahkan mungkin terdiri dari spesies-spesies baru flora dan fauna," kata Fraser, seperti dilansir AFP.
 
"Langkah berikutnya adalah pergi ke sana dan mendapatkan bukti yang tegas serta melihat apakah kita bisa menemukan komunitas yang bisa hidup di bawah es Antartika," imbuhnya.
 
Meski suhu benua es ini membeku, Fraser menyatakan panas akibat gunung berapi telah menghangatkan gua-gua ramah kehidupan itu sehingga sudah cukup hangat dengan hanya 'mengenakan t-shirt' di bawah cahaya tipis jauh di bawahnya di mana tutupan es mencair.
 
Sementara itu, Charles Lee, peneliti dari University of Waikato di Selandia Baru mengatakan, ada banyak gunung berapi lainnya di Antartika, sehingga sistem gua subglasial adalah hal yang umum.
 
"Kami belum tahu berapa banyak sistem gua berada sekitar gunung-gunung berapi Antartika atau bagaimana lingkungan-lingkungan subglasial ini tersambung satu sama lain. Sungguh sulit untuk diidentifikasi, dicapai dan dieksplorasi," ujar Lee.
 
Riset yang dipublikasikan dalam jurnal internasional Polar Biology itu menyebutkan ada sekitar 15 gunung berapi di Antartika yang diketahui aktif belakangan ini atau terbukti aktif.
 
Meskipun pemahaman mengenai keragaman hayati Antartika semakin canggih, para ilmuwan tetap hanya mengetahui sedikit perihal sistem gua glasial benua es itu yang mungkin saja menjadi tempat komunitas yang beraneka ragam dan kompleks.
 
"Hasil penelitian menunjukkan pentingnya meneliti sistem gua-gua ini secara lebih detail lagi guna memastikan keberadaan makrobiata hidup," demikian kesimpulan dari penelitian ini.[bbn/idc/wrt]

Reporter: -



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami