search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Masyarakat Majemuk Rentan Dipengaruhi Paham Radikal
Senin, 23 Juli 2018, 10:55 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Bangsa Indonesia terbentuk dari beragam suku, budaya, agama, adat istiadat, dan ras. Masyarakatnya yang majemuk, menjadikan Indonesia memiliki karakteristik yang unik. Jika masyarakat Indonesia tidak bisa membentengi diri, maka kemajemukan ini sangat rentan dipengaruhi oleh paham radikalisme yang ingin memecah belah persatuan NKRI.
 
[pilihan-redaksi]
“Ini harus diwaspadai. Kalau adik-adik mahasiswa dan generasi muda tidak mempunyai benteng pertahanan dari kelompok radikal terorisme,” ungkap Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Bali, Kombes Pol. Andi Fairan, S.I.K., M.S.M. saat menjadi pembicara dalam seminar nasional yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Warmadewa (BEM Unwar) dengan mengusung tema "Membangun Kebhinekaan, Keberagaman dan Anti Radikalisme" di ruang Auditorium Widya Sabha Uttama, Unwar pada Sabtu (21/7).
 
Pada kesempatan itu, Kombes Pol. Andi Fairan, S.I.K., M.S.M. mengajak seluruh mahasiswa untuk bersama-sama menjaga kampus dari paham-paham radikalisme. Dijelaskannya bahwa saat ini bangsa Indonesia sedang gencar memerangi paham radikalisme yang kini penyebarannya merambah ke dunia pendidikan, termasuk ke perguruan tinggi.
 
Perwira melati tiga di pundak ini juga memaparkan tentang upaya yang telah dilakukan Polda Bali dalam mengantisipasi masuknya paham radikalisme dan aksi teror ke Bali. Selain memperketat pengamanan di setiap pintu masuk dan memberantas aksi premanisme, Polda Bali juga telah membentuk Satgas CTOC (Counter Transnational and Organized Crime), Tim Sabata dan Unit Cyber Crime.
 
Hal tersebut mendapat apresiasi dari para mahasiswa. Terutama dalam pemberantasan premanisme yang dianggap cikal bakal aksi radikal. Mahasiswa berharap kepada pihak kepolisian untuk melakukan upaya pencegahan agar tidak terjadi lagi aksi teror.
 
[pilihan-redaksi2]
Selain narasumber dari Polda Bali, seminar ini turut mengundang perwakilan mahasiswa seluruh perguruan tingi di Bali dan DPR RI dan KNPI Provinsi Bali. Sementara narasumber yang juga hadir diantaranya, Anggota Komisi VIII DPR RI dari Partai PDI Perjuangan, Dra. I Gusti Agung Putri Astrid, M.A. dan Ketua Dewan Pengurus Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI) Bali, Nyoman Gede Antaguna, S.E., S.H., M.H.
 
Diadakannya kegiatan seminar ini adalah wujud nyata partisipasi elemen bangsa dalam membantu pemerintah melaksanakan diseminasi program kontra radikalisasi. Dimana salah satu program kontra adalah menangkal perkembangan paham radikal melalui peningkatan kesadaran bagi masyarakat. Paham ini sangat berbahaya karena dapat mengganggu stabilitas keamanan dan keutuhan NKRI. (bbn/Spy/rob) 

Reporter: bbn/bgl



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami