search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Beringin Sebagai Obat Sperma Encer Hingga Kencing Nanah
Jumat, 23 November 2018, 06:00 WITA Follow
image

hindu.web.id

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Pohon Beringin yang bagi masyarakat Bali termasuk kayu larangan, bukan hanya memiliki peran vital dalam upacara Ngaben bagi masyarakat Bali tetapi juga sebagai obat. Beringin sejak dahulu telah dimanfaatkan sebagai obat, untuk mengobati berbagai macam penyakit dari sperma encer hingga kencing nanah. Demikian terungkap dalam sebuah artikel ilmiah berjudul “Fungsi dan Makna Simbolis Pohon Beringin dalam Kehidupan Masyarakat Bali” yang ditulis oleh Ni Luh Sutjiati Beratha, I Made Rajeg dan Ni Wayan Sukarini, serta dipublikasikan dalam Jurnal Kajian Bali Volume 08, Nomor 02 tahun 2018.

 

Para peneliti dari Universitas Udayana tersebut menuliskan bahwa berdasarkan penelusuran berbagai lontar, salah satunya Usada Taru Pramana disebutkan pohon beringin memiliki khasiat obat. Dimana bagian-bagian dari pohon beringin memiliki kandungan tertentu. Bunga beringin mengandung zat yang sejuk, daunnya mengandung zat yang panas, akar hawanya mengandung zat yang sejuk, kulitnya mengandung zat yang panas, dan daun mudanya mengandung zat yang sedang-sedang.

Pustaka lontar Usada Taru Pramana menunjukkan bahwa pohon beringin dapat menyembuhkan sakit pamalinan (pantangan) dan seseorang yang menderita sakit kencing nanah. Untuk menyembuhkan orang yang terkena pamalinan (pantangan) beringin dicampur dengan mesui, sedangkan untuk mengobati orang yang sakit kencing bernanah, beringin dicampur dengan bawang dan adas.

Disebutkan dalam lontar Usada Cukil Daki, akar beringin yang lumrah disebut sulur atau bangsing dalam bahasa Bali dapat digunakan salah satunya untuk mengobati sperma encer. Sarananya pucuk daun beringin, akar kendal betuka, kelapa muda (kelongkang) yang baru ada sedikit dagingnya, tumbung kelapa panggang, ketan gajih buah demila yang telah tua, sari kuning telur, dipipis dengan batu Jawa, digambari penis, vagina. Terdapat juga sarana bangsing beringin, akar kenanga, air basuhan ketan gajih, asam, diminum setelah ditumbuk dan disaring.

Pohon beringin sering dikatakan sebagai tumbuhan sorga. Bijinya yang kecil dapat tumbuh menjadi tumbuhan besar yang memberikan kesejukan sekaligus peneduh bagi yang berteduh di bawahnya. Akarnya yang kuat melambangkan kekokohan yang tak tergoyahkan. Daun beringin secara filsafati bagi umat Hindu sebagai lambang kesucian, lambing agni, dan sebagai alas untuk kesucian, baik dalam upacara Dewa Yajnya, Pitra Yadnya, maupun pelaksanaan yajnya lainnya.[bbn/ Jurnal Kajian Bali/mul]

Reporter: bbn/mul



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami