search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Bertahun-Tahun Kasus Paedofil Seret Tokoh Ashram Ditutupi, Ipung: Kali ini Polisi Akan Maksimal
Kamis, 31 Januari 2019, 14:20 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Pendamping hukum Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Denpasar, Siti Sapurah atau akrab dikenal Ipung optimis setelah kasus Paedofila yang menjadi rahasia umum bertahun-tahun menyeret tokoh spiritual Ashram berinisial AI itu, setelah ditangani polisi akan ditangani maksimal karena selama ini dicurigai adanya tokoh masyarakat di Bali yang melindungi perbuatan bejat terhadap anak di bawah umur tersebut.

Setelah pertemuan dengan Polda Bali terkait kasus Paedofil di Ashram tersebut, Siti mengungkapkan respon kepolisian akan kasus ini menunjukkan tekad untuk penanganan lebih lanjut. Terbukti dengan dibentuknya tim investigasi khusus yang menggali informasi dari data-data informasi yang sudah dikumpulkan pihaknya selama ini.
 
"Semua laporan, data saksi korban dan saksi lainnya sudah saya serahkan semua, tinggal tim Polda korek informasi dari nama-nama saksi tersebut," ungkapnya, Kamis (31/1) sembari menambahkan terlebih kasus ini sudah terkuak oleh tokoh publik seperti Istri Gubernur Bali, Putri Suastini Koster yang mengundang pihaknya, beberapa waktu lalu.
 
Terkait pelaku yang diduga melarikan diri ke India saat kembalinya mencuat kasus ini, ia sudah memercayakan pihak kepolisian untuk melakukan mekanisme sesuai prosedur seperti pemanggilan paksa jika mangkir dari pemanggilan atau bekerja sama dengan interpol untuk memburu terduga pelaku di negara lain.
 
Berawal dari tahun 2008, kasus paedofil yang melibatkan tokoh Ashram ini muncul dengan 12 saksi korban yang melaporkan kepada pihak terkait namun tidak ada penanganan. Kemudian, Ipung menyebut kasus juga muncul pada tahun 2010, 2012 dan terakhir 2015. Kendati demikian penanganannya seperti jalan di tempat karena diduga ada tokoh masyarakat yang melindungi dengan alasan tertentu.
 
 
"Paedofil ini seperti penyakit yang tidak bisa disembuhkan, bakal terus memangsa anak-anak di Ashram, Saya curiga selama ini praktek ini masih dilakukan dan anak-anak yang menjadi korban hanya terdiam karena tidak tahu kemana harus mengadu," keluhnya. 

Reporter: bbn/rob



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami