search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Citra Tubuh Ideal Dipengaruhi Terpaan Media
Minggu, 26 Mei 2019, 08:45 WITA Follow
image

beritabali.com/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Beritabali.com, Denpasar. Di zaman yang semakin modern, berbagai standar dalam kehidupan secara tidak sadar telah terpatri dalam mindset masyarakat sebagai tolak ukur untuk memberi penilaian pada segala aspek yang ‘dianggap tepat’. 
 
[pilihan-redaksi]
Salah satu yang menjadi perdebatan hingga saat ini adalah standar citra tubuh ideal menurut penilaian umum masyarakat. Konsep tubuh ideal dalam hal ini berkaitan dengan sifat-sifat fisik yang dapat dinilai secara subjektif. 
 
Bagi para perempuan, khususnya yang berusia produktif rentang 15-21 tahun, penampilan yang ideal menurut pandangan masyarakat merupakan keharusan yang wajib mereka penuhi sebagai wujud eksistensi mereka dalam lingkungan masyarakat. Sebagai tambahan, tidak hanya wajah yang harus mereka perhatikan, bentuk tubuh menjadi  salah satu faktor paling penting yang menunjang penampilan mereka.
 
Lalu seperti apa citra tubuh ideal menurut pandangan masyarakat? Kita bisa menemukannya dengan mudah melalui kontes-kontes kecantikan yang hampir seluruh pesertanya terdiri dari gadis-gadis bertubuh proporsional ala gitar spanyol, berkulit putih, berhidung mancung, dan berkaki jenjang. Gambaran seperti itu sudah menjadi gambaran ‘umum’ mayarakat untuk mendefinisikan makna kecantikan perempuan.
 
Wahyu Budi Nugroho, seorang sosiolog Universitas Udayana menyatakan bahwa keberadaan citra tubuh ideal disebabkan oleh pengaruh terpaan media. Khususnya bagi para remaja yang masih mudah berubah pola pikirnya, keberadaan kontes kecantikan, iklan produk kecantikan, dll, yang kesemuanya menampilkan model dengan kriteria ‘ideal’ secara tidak sadar pada akhirnya akan menanamkan suatu bentuk pemikiran citra tubuh ideal di kalangan masyarakat.
 
“Meskipun sulit, pola pikir masyarakat lah yang harus dirubah. Dengan demikian maka akan terjadi rekonstruksi media yang pada akhirnya akan membawa perubahan konsep tubuh ideal.” Tutur Wahyu.
 
Vania (18), salah satu mahasiswi Universitas Pelia Harapan menyuarakan ketidaksetujuannya terhadap citra tubuh ideal yang berkembang dalam opini masyarakat. Menurutnya, citra tubuh ideal memberi keterbatasan bagi mereka yang tidak bisa memenuhi standar tersebut. Selain terganggu karena opini orang lain, mereka yang tidak memenuhi standar cenderung menjadi pribadi yang pemalu dan tertutup dalam lingkungan masyarakat.
 
“Saya tidak berpikir bahwa dengan standar yang ada mampu membentuk lingkungan yang baik, sebaliknya, hal tersebut menjadi noda yang harus segera dibersihkan dalam pola pikir masyarakat,” Ucap Vania.
 
Senada dengan Vania, Maria (16) siswi SMAN 1 Mamuju, mengakui bahwa citra tubuh ideal yang terpatri dalam opini masyarakat tidak hanya membatasi ruang gerak seseorang yang tidak memenuhi standar, tetapi juga memupus rasa percaya diri seseorang.
 
[pilihan-redaksi2]
“Saya merasa citra tubuh ideal amat merugikan seseorang yang tidak memenuhi standar yang ada. Meskipun begitu, standar yang ada membuat kita mau tidak mau menikutinya. Saya sendiri kadang ragu dengan penampilan saya,” Ucap Maria.
 
Harapan Maria, di masa yang akan datang segala standar “ideal” yang ada dapat dipertimbangkan dan dikondisikan kembali demi tercapainya lingkungan yang sehat dan lebih baik.
 
Pada akhirnya, apapun pandangan masyarakat terhadap penampilan dan citra tubuh yang ideal, semua pilihan kembali kepada individu. Apakah individu ingin mengikuti tren, atau tetap percaya diri dengan penampilannya. Terlepas dari semua itu, semua perempuan adalah unik dan memiliki pesonanya masing-masing. (bbn/unud/rob)

Reporter: bbn/rls



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami