search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Akademisi Unud Dorong Pemda Wajibkan ASN Beli Produk Petani Lokal
Rabu, 10 Juni 2020, 16:45 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Akademisi Universitas Udayana (Unud), Prof. Dr. Ir. Made Antara, MS mendorong pemerintah daerah Bali dan pemerintah kabupaten/kota di Bali untuk menerapkan kebijakan yang mewajibkan aparatur sipil negara (ASN) membeli produk petani lokal


[pilihan-redaksi]
Kebijakan tersebut menjadi penting dalam upaya membantu petani di Bali yang produk pertaniannya tidak terserap oleh pasar akibat dampak Covid-19. 

 

“Produk-produk pertanian yang berlebih yang tidak mampu dipasarkan di kabupaten di Bali, mestinya diintruksikan pada masyarakat yang tidak terdampak untuk membeli atau menyerap produk-produk petani. Cuma itu yang bisa dilakukan pemerintah, memaksa ASN-nya untuk membeli produk petani yang tidak terjual,” ungkap Antara yang merupakan Guru Besar Tetap Prodi Agribisnis, Fakultas Pertanian Unud dalam webinar dengan tema “Peluang dan Tantangan Pertanian Songsong New Normal” yang diselenggarakan Prodi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Unud pada Rabu (10/6). 


Antara mencontohkan Kabupaten Tabanan yang sudah melakukan intervensi  dengan mengintruksikan ASN-nya untuk membeli produk-produk pertanian. Kabupaten dan Kota di Bali yang lainnya juga diharapkan menerapkan kebijakan yang sama untuk membantu petani. Menurutnya pertanian Bali memiliki keterkaitan langsung (direct linkages) dengan pariwisata berupa pasokan produk-produk pertanian untuk hotel dan restoran di destinasi wisata. 


Keterkaitan tidak langsung (indirect linkages) dengan pariwisata berupa pasokan produk-produk pertanian di pasar-pasar umum dan swalayan untuk masyarakat atau rumah tangga yang bekerja di pariwisata.


“Hotel dan restoran bertebaran di banyak destinasi wisata, ini pasar potensial bagi produk pertanian dan IKM. indirect linkages, pekerja pariwisata yang berjumlah raturan ribu mereka ini juga konsumen produk-produk pertanian,” kata Antara.


Antara mengungkapkan, ketika wabah Covid-19 merebak di awal tahun 2020 ini ditandai oleh penurunan kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali  (Januari-Maret 2020). Beberapa bulan ke depan (April-Juni) kemungkinan tidak ada kunjungan dan bahkan semua wisatawan mancanegara yang telah berada di Bali akan hengkang ke negara asalnya, diikuti oleh penurunan tingkat hunian hotel di beberapa destinasi pariwisata.


Pria kelahiran Singaraja, 25 Desember 1954 tersebut menjelaskan bahwa dampak lanjutannya adalah menurunnya bahkan tidak adanya permintaan produk-produk pertanian dan industri kecil-menengah oleh pariwisata dan sektor-sektor yang terkait dengan pariwisata. Kemudian di tingkat produksi juga lesu atau mati suri, sehingga dapat diistilahkan pertanian Bali pingsan  atau lupa diri sementara dan industri kecil-menengah sempoyongan. 


Ia menambahkan kolapsnya pariwisata juga menurunkan daya beli masyarakat Bali secara umum, karena banyak masyarakat Bali aktivitasnya terkait dengan pekerja pariwisata. Jadi wabah Covid-19 tidak hanya berdampak terhadap perekonomian global dan nasional, tetapi juga terhadap perekonomian Bali yaitu pariwisata, pertanian dan industri kecil-menengah di Bali.

Reporter: bbn/mul



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami