Motivasi Spirit Puputan Agar Tetap Bertahan di Masa Pandemi
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Meskipun Bali saat ini masih diselimuti Pandemi Covid-19, tetapi semangat atau spirit puputan jangan sampai padam di dalam diri agar bisa tetap bertahan untuk menghadapinya.
Menurut Dr Ir I GN Nitya Santhiarsa,MT penulis buku "Spirit Puputan, Jaya Dalam Perang dan Damai", spirit puputan akan mampu membangun Bali pada saat ini maupun setelah pandemi. Salah satu contohnya adalah bagaimana memajukan ekonomi, olah raga maupun berkesenian dengan spirit puputan.
"Saya sangat yakin dengan spirit puputan, orang Bali akan mampu survive dalam melewati masa-masa sulit ini," jelasnya, Minggu (20/9/2020) di Denpasar.
Untuk itulah, untuk memahami spirit puputan lebih dalam Dr Ir I GN Nitya Santhiarsa, MT menuangkan dalam sebuah buku yang berjudul "Spirit Puputan, Jaya Dalam Perang dan Damai".
Ada pun latar belakang dalam penulisan buku tersebut, yaitu memberi penjelasan lebih detail terkait hubungan antara spirit puputan dan perang puputan. Jika dilihat sebelumnya banyak orang sering menyamakan hal tersebut, akan tetapi dalam tulisan di buku ini sangat berbeda sekali.
"Akan dijelaskan secara gamblang dalam buku ini", ucapnya.
Jika dilihat spirit puputan tersebut telah ada di Bali sejak Rsi Markandya menghindukan orang Bali sejak abad ke VIII. Jadi spirit puputan tersebut akarnya telah tertuang dalam Bhagawad Gita Bab II, Sloka 31 sampai Sloka 39 yang terdiri kurang lebih 9 sloka.
"Jadi itulah inti dari spirit puputan," cetusnya.
Kenapa Sri Krishna mengajarkan bagaimana perang membela dharma habis-habisan dalam perang Mahabratha, itulah akar dari spirit puputan.
"Itu telah ada sejak abad ke 8 Masehi di Bali", katanya.
Sedangkan perang puputan merupakan hal yang berbeda, yang mana itu merupakan perang habis-habisan guna melawan musuh yang lebih kuat. Jadi, tidak mungkin perang puputan tersebut terjadi jika lawannya seimbang.
"Kekalahan itu sudah hampir nyata sehingga terjadilah perang puputan atau perang habis-habisan. Jika dilihat, hal tersebut hanya terjadi 4 kali saja di Bali antara lain, Perang Jagaraga, Puputan Badung, perang Puputan Klungkung dan perang Marga," paparnya.
Adapun hal tersemat dalam buku spirit puputan yaitu, tidak berbicara peperangan. Akan tetapi, berbicara kemajuan dalam perdamaian.
"Bagaimana kita dapat membangun bangsa dan negara dalam suasana damai, ternyata spirit puputan juga sangat berguna. Seperti spirit Bushido misalnya, yang digunakan membangun negara Jepang sehabis perang dunia ke dua dan itu berhasil," tutupnya.
Reporter: bbn/aga