search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Langganan Bade Sejak 1997, Kejadian Bade Tumbang 9 Roboh Dianggap Musibah
Senin, 26 Oktober 2020, 16:00 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Musibah tumbangnya bade tumpang 9 saat upacara palebon di Desa Adat Keliki, Kecamatan Tegallalang, Gianyar pada Radite Wage Krulut, Minggu (25/10) siang di luar prediksi. 

Manggala Karya Pelebon, Ngakan Pramono dikonfirmasi Senin (26/10) mengatakan sudah sejak Tahun 1997, setiap kali ada keluarga Puri Pengobatan yang meninggal dunia, selalu memesan Bade dari seorang undagi di Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh. Bahkan selama puluhan tahun menggeluti usaha pembuatan Bade, baru kali ini Bade tumpang sia (9 tingkat) setinggi 20 meter berisi jenazah, tiba-tiba roboh menimpa rumah warga saat diarak menuju Setra Desa Adat Keliki.

Upacara palebon yang berujung musibah robohnya bade itu adalah palebon untuk almarhum Ngakan Gede Padma SH, 56, panglingsir Puri Pengobatan, Desa Adat Keliki, yang notabene mantan pengacara. 

Manggala Karya Pelebon, Ngakan Pramono menjelaskan bade tersebut dibuat di Desa Bedulu. "H-5 baru dirakit di Keliki," jelasnya. 

Pihak Puri pun mengaku tidak protes atas kondisi bade yang roboh tersebut. "Ya, gimana ya. Kemarin itu kan acara yadnya. Kami yakini beliau tidak sengaja melakukan itu. Mengingat sejak Tahun 1997 saat pelebon almarhum niang, beliau undagi bade nya. Tahun 2018, ajik kami, beliau juga undagi nya. Baru 3 bulan lalu, pelebon Ngakan Putu Menuh beliau juga undagi. Puluhan tahun jadi undagi, ini kejadian pertama. Di luar kendali," ujar Ngakan Pramono. 

Terkait adanya informasi bahan yang kurang kokoh, menurut Ngakan Pramono undagi sudah mempersembahkan yang terbaik. "Ndak ada bahan yang dikurangi. Undagi pasti buat yang terbaik lah. Terlebih hubungan almarhum (Ngakan Gede Padma) dengan undagi sangat baik, bade itu justru penghormatan terakhir beliau terhadap almarhum," ungkapnya. 

Sementara Terkait rumah yang tertimpa tumpang bade, sudah dibicarakan lewat pareman. "Rumah itu sebetulnya tidak ada kerusakan, karena kebijakan desa, kala, patra, tetap akan diupacarai dengan banten pengulapan. Tadi malam prajuru rapat. Warga yang rumahnya tertimpa juga tidak ada keberatan, mereka menerima ini sebagai musibah," jelas Ngakan Pramono. 

Ditambahkan, usai prosesi pelebon akan dilanjutkan dengan prosesi Maligia pada Rabu (28/10) nanti. Almarhum Ngakan Gede Padma meninggal pada 3 Oktober 2020 dalam perawatan di RSUP Sanglah Denpasar karena penyakit prostat. Almarhum meninggalkan dua orang istri dan dua orang anak remaja. 

"Prosesi selanjutnya maligia lagi dua hari, sekaligus acara potong gigi anak almrhum Gek Is dan Gung Lanang," imbuhnya.

Reporter: bbn/gnr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami