search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Kronologi Penembakan 6 Simpatisan Rizieq Versi FPI
Selasa, 8 Desember 2020, 11:15 WITA Follow
image

bbn/Liputan6.com

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman mengungkap kronologi peristiwa penembakan yang mengakibatkan 6 simpatisan Rizieq Shihab tewas. 

Pihaknya membantah terjadi penyerangan oleh anggota laskar FPI kepada polisi di Tol Jakarta-Cikampek KM 50 pada Senin dini hari. Ketika itu rombongan mobil yang membawa pimpinan FPI Rizieq Shihab tengah dikawal dengan empat mobil oleh anggota laskar FPI. Rombongan diikuti sejak keluar dari kawasan Sentul, Bogor.

"Nah di perjalanan ada orang yang menguntit sejak dari keluarnya beliau dari Sentul. Terus dikuntit dan akhirnya para penguntit ini terus memotong entah apa tujuannya," ujar Munarman saat konferensi pers, Senin malam (7/12/2020).

Munarman mengatakan, pihak penguntit tidak bisa diidentifikasi karena tidak mengenakan seragam. Mereka berusaha menyetop rombongan Rizieq. Laskar yang mengawal pun bereaksi.

"Para pengawal tentu saja bereaksi untuk melindungi IB HRS (Habib Rizieq Shihab) itu reaksi normal karena memang bertugas untuk mengawal. Reaksi normal," kata dia.

Munarman membantah laskar FPI menyerang dengan senjata api. Dia bilang, hal itu merupakan fitnah yang disampaikan kepolisian. Munarman menyatakan bahwa laskar FPI tidak pernah dibekali senjata api atau senjata tajam.

"Kalau betul, coba itu dicek senpinya, nomor register senpinya, pelurunya itu tercatat. Cek saja, silakan dicek, pasti bukan punya kami. Karena kami tidak punya akses terhadap senpi dan tidak mungkin membeli dari pasar gelap. Jadi bohong, bohong sama sekali," jelasnya.

Munarman menjelaskan mengapa pada awalnya FPI memberikan keterangan bahwa anggotanya disebut diculik atau menghilang. Karena sampai polisi menggelar jumpa pers, keberadaan laskar yang menghalau penguntit Rizieq itu tidak diketahui keberadaannya.

Dia menduga anggota laskar itu dibunuh di tempat lain. Sebab, klaim Munarman, di lokasi di jalan tol itu tidak ada jenazah laskar yang disebut polisi ditembak di tempat. Mobilnya pun tidak ada.

"Kalau sejak awal tembak menembak berarti dia tewasnya di tempat. Semalam saya sendiri sampai jam 3 sudah ngecek dengan teman-teman di lapangan tidak ada jenazah di situ, tidak ada keramaian di situ, yang ada justru petugas aparat setempat yang ada di lokasi yang diperkirakan pintu tol Karawang Timur," kata Munarman.

Setelah itu, salah satu laskar, kata Munarman, mengirimkan pesan suara rintihan dari anggota yang ditembak. Kemudian, telepon genggam enam orang laskar itu tidak bisa dihubungi.

"Kita sudah cari dari pagi siang sebelum pengumuman dari pihak polda kita sudah cari ke mana-mana. Ke RS kita cari, ke kantor polisi kita cari karena kita anggapnya itu orang hilang," kata dia.

Sebelumnya, insiden penembakan itu terjadi di Jalan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) KM 50 pada Senin, 7 Desember 2020 sekitar pukul 00.30 WIB. Enam jenazah pengikut Rizieq Shihab itu kini disimpan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Identitas enam anggota FPI yang tewas ditembak polisi. Menurut Munarman, identitas korban itu adalah Fais, Ambon, Andi, Reza, Lutfi, dan Khadafi.

"Semuanya adalah anggota Laskar dari Laskar DKI. Usianya masih kroscek dengan keluarga," kata Munarman

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami