search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
75 Juta Orang Beli Vaksin Covid-19, Cek Rincian Harganya
Senin, 14 Desember 2020, 11:25 WITA Follow
image

bbn/ilustrasi/net

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Pemerintah akan melakukan vaksinasi virus Covid-19 terhadap 107 juta orang penduduk dengan 2 skema yakni mandiri untuk 75 juta orang dan subsidi pemerintah kepada 32 juta orang.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dalam rapat kerja dengan komisi IX DPR pada Kamis (10/12), sebagaimana dikutip CNNIndonesia.com dari akun Youtube, DPR RI, Jumat (11/12).

Menurutnya, angka tersebut diperoleh berdasarkan perhitungan 67 persen dari 160 juta orang penduduk yang berada di rentang usia 18-59 tahun.

Dia menerangkan vaksinasi akan dilakukan lewat dua program, yaitu subsidi pemerintah terhadap 32 juta orang, serta mandiri atau membayar sendiri untuk 75 juta orang.

"Program vaksinasi Covid-19 sebanyak 107 juta orang. Di mana 75 juta orang pada skema mandiri dan 32 juta orang skema program pemerintah," kata Terawan 

Terawan membeberkan alasan pemerintah memberikan vaksin Covid-19 pada penduduk berusia 18 sampai 59 tahun ialah karena uji klinis vaksin Covid-19 baru dilakukan pada penduduk usia tersebut.

Menurutnya, semua negara masih meraba-raba terkait perkembangan vaksin Covid-19 dan belum ada satupun vaksin Covid-19 di dunia yang mendapat izin edar.

"Selama belum ada yang fix [pasti], belum punya izin edar, ya kami meraba-raba, semua meraba-raba karena izin edar belum ada, yang ada baru EUA, itu pun baru satu dari Inggris," katanya.

Di sisi lain, Terawan mengatakan pemerintah telah membayar uang muka pembelian vaksin Covid-19 asal China sebesar Rp537 miliar. Ia bilang, uang muka tersebut dibayarkan melalui PT Bio Farma (Persero).

Menurutnya, pemerintah akan kembali membayar kekurangan pembelian vaksin Covid-19 itu sehingga total menjadi Rp638 miliar.

"Government (pemerintah) membeli melalui BUMN, melalui Bio Farma," katanya.

Bio Farma memperkirakan program vaksinasi virus corona dari perusahaan asal China, Sinovac, bakal mulai dilakukan pada Februari 2021.

Kendati demikian, vaksinasi hanya bisa dilakukan bila vaksin Sinovac telah mengantongi emergency use authorization (EUA) alias izin penggunaan darurat dari otoritas Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Kalau perkiraan saya di Februari itu sudah bisa dilakukan, karena kemungkinan ini akhir Januari kita akan mendapatkan izin EUA-nya. Sehingga karena ini vaksin jadi, begitu mendapat izin BPOM, maka kita bisa langsung menggunakannya," kata Head of Corporate Communication Bio Farma Iwan Setiawan dalam sebuah acara daring yang digelar kemarin, dan dikutip CNNIndonesia.com, Kamis (10/12).

Harga Vaksin Covid-19

Dikutip dari Antara, pada Oktober 2020 lalu, Bio Farma menyatakan harga vaksin Covid-19 Sinovac sekitar Rp 200.000 per dosis. Sementara itu, vaksin Moderna yang diklaim memiliki efektivitas 94% dipasarkan seharga US$ 37 atau sekitar Rp 526.000 per dosis. 

Lalu, vaksin Pfizer/BioNTech yang memiliki tingkat efektivitas 95% di Amerika Serikat disebut berharga US$ 20 atau sekitar Rp 283.000 per dosis. Kemudian, vaksin Johnson & Johnson harganya sekitar US$ 10 atau sekitar Rp 141.000 per dosis, hampir sama dengan harga vaksin Sputnik dari Rusia. 

Adapun vaksin AstraZeneca yang dibuat bersama Universitas Oxford dan memiliki efektivitas rata-rata 70%, dihargai US$ 4 atau sekitar Rp 57.000 per dosis. Bagaimanapun, angka yang dicantumkan adalah harga vaksinnya saja, belum mencakup proses distribusi hingga penyuntikan.

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami