search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Cabai dan Daging Ayam Picu Inflasi di Bali Lebih Tinggi dari Nasional
Selasa, 2 Februari 2021, 23:10 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DENPASAR.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia atau BI Bali mencatat secara tahunan inflasi Bali pada Januari sebesar 1,02% (yoy) lebih rendah dibanding inflasi tahunan sebesar 1,55%.

Meskipun secara bulanan inflasi Bali lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional. Bank Indonesia mencatat pada bulan Januari 2021 Provinsi Bali kembali mencatat inflasi sebesar 0,79% (mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional sebesar 0,26% (mtm).

Inflasi di Januari terjadi terjadi karena, adanya peningkatan harga pada kelompok volatile food dan administered prices. Hal ini tercermin dari meningkatnya harga bahan makanan seperti cabai rawit dan daging ayam ras, serta harga yang diatur pemerintah seperti tarif angkutan udara serta rokok kretek filter.

Hal itu disampaikan, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho dalam keterangan tertulisnya, Selasa (2/2) di Denpasar.

"Meskipun demikian tekanan harga lebih mendalam tertahan dengan melandainya core inflation," jelasnya.

Selanjutnya untuk kelompok volatile food mengalami kenaikan harga sebesar 3,82% (mtm) dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatkan harga terlihat untuk komoditas cabai rawit, mangga, daging ayam ras, daging babi, dan tempe. Peningkatan harga komoditas hortikultura disebabkan oleh masih terbatasnya pasokan di awal tahun pasca libur Nataru.

"Kemudian, peningkatan harga daging babi juga masih disebabkan oleh turunnya jumlah ternak babi secara signifikan, diakibatkan oleh virus yang menyerang pada tahun 2020," paparnya.

Jika dilihat kelompok barang administered price mencatat peningkatan harga sebesar 0,50% (mtm). Peningkatan tekanan harga pada kelompok ini disebabkan oleh naiknya tarif angkutan udara, meskipun lebih rendah dibandingkan dengan peningkatan harga di Desember 2020.

Kelompok barang core inflation mencatat tekanan harga yang melandai, yaitu sebesar 0,17%. Menurunnya tekanan inflasi ini terjadi terutama pada harga tiket bioskop, sandal kulit pria, dan shampoo. Penurunan harga tiket bioskop sejalan dengan kembali dibukanya bioskop pasca penutupan di tahun 2020. 

Selanjutnya harga shampoo dan sandal kulit pria menurun sejalan dengan penurunan pembelian oleh masyarakat. TPID Kabupaten/Kota dan Provinsi terus berupaya untuk menjaga kestabilan pasokan dan harga di masyarakat, di antaranya, memastikan distribusi yang terjaga antar wilayah dan antar pulau.

Selain itu, TPID juga akan melakukan gerakan Lumbung Pangan untuk memastikan distribusi kepada seluruh lapisan masyarakat di Bali dan mendorong digitalisasi pada UMKM pertanian.

Reporter: bbn/aga



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami