Musibah Penari Rangda Tewas Tertusuk Keris, Ini Kata Sengap
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Seniman asal Tabanan, Mangku Nyoman Ardika alias Sengap menanggapi adanya musibah penari Rangda yang meninggal akibat tertusuk keris saat pentas di Denpasar dan sebelumnya hal serupa juga sempat terjadi di beberapa daerah di Bali .
Menurutnya, sangat penting memperhatikan tata cara jangan sampai asal saluk (memakai-red) saja. "Fenomena terjadi saat ini, asal saluk. Jika dilihat dalam petapakan Pragina (penari-red) setidaknya harus memiliki tiga Taksu, yaitu bagaimana sesaluknya yang memang benar, pas, layak, bagaimana memiliki aura dan ketiga bagaimana memiliki wawasan," beber Sengap yang juga penari Rangda.
Kata dia, proses tarian Rangda jika digunakan ritual berkaitan dengan upacara sudah masuk dalam kategori sakral. Jadi, penarinya harus mengikuti proses pawintenan atau proses mesakapan.
"Jadi bukan semata-mata untuk menarikan saja, tetapi prosesnya cenderung ke proses ritual. Karena Rangda ini masuk dalam sebuah konteks sakral, dilihat dari bentuknya telah berbentuk aksara bagaimana konsep Rangda dengan nyapuh jagat rambutnya dan bagaimana lidahnya juga menjulur," bebernya.
Jadi, lanjutnya, semua ada aturannya, jika konteksnya Rangda merupakan barang seni, maka ditunjukkan adalah konteks seninya saja, jangan disangkut pautkan dengan ritual.
"Kita harus memahami ini, orang ini menarikan rangda untuk kebutuhan apa. Memang jika dilihat saat ini, banyak bisa menarikan dan bahkan memiliki rangda di rumahnya juga," tutup Sengap.
Ia berharap kejadian penari Rangda meninggal saat ritual agar jangan sampai kembali terjadi dan menimpa penari lainnya.
Reporter: bbn/aga