search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pakat Rotan, Selalu Menjadi Incaran Saat Buka Puasa
Selasa, 20 April 2021, 22:05 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/suara.com/Pakat Rotan, Selalu Menjadi Incaran Saat Buka Puasa

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Pakat rotan, lalapan khas Mandailing asal Tapanuli Selatan (Tapsel) selalu menjadi incaran saat berbuka puasa di bulan Ramadan. Di Kota Medan, penjual lalapan pakat rotan berada di Jalan Letda Sujono, tak jauh dari simpang Jalan Aksara Medan.

"Setiap sore begini di bulan puasa, mulailah ramai orang datang," kata Nur Aisyah Siregar (36), penjual pakat kepada SuaraSumut.id, Selasa (20/4/2021). Nur yang telah 21 tahun berjualan pakat mengaku, pakat rotan merupakan bagian pucuk rotan yang masih muda, yang kemudian dibakar dijadikan lalapan.

"Paling enak ini, campur sama sambal terasi, pakai nasi, buat makan lahap apalagi saat berbuka puasa ini," kata Nur. "Sering juga dibeli sama orang yang menderita kencing manis, karena katahya berkhasiat," sambungnya.

Rotan muda yang telah dibakar dijual seharga Rp 10 ribu per empat batang. "Selama bulan puasa gini, penjualan meningkat drastis. Seharinya bisa terjual sebanyak 10 ribu batang rotan, kami juga suplai ke rumah makan Mandailing dan Sidempuan di Medan ini," ungkapnya.

Nur menjelaskan, bahan baku rotan muda ini didatangkan dari kawasan Langga payung, Labuhanbatu Selatan. "Rotan dari Langga Payung, daerah rantau sana, sampai sini kemudian dibakar, dan dipotong-potong. Peminatnya gak hanya orang Mandailing saja, semua suku suka ini, Jawa, Batak, dan lainnya suka," ujarnya.

Nur menggambarkan, rasa pakat ini terbilang pahit. Namun demikian, rasa pahit ini malah makin menambah selera makan orang yang menyantapnya. Salah seorang pembeli pakat, Syahril (38) mengatakan, menyantap pakat memang sudah menjadi tradisi setiap bulan puasa.

"Memang di sekitar Simpang Aksara ini yang dari jual ini. Rasanya lembut, dan pahit, gak buat bau kayak jengkol, tapi sama-sama buat makan makin lahap, khususnya saat buka nanti," tukasnya.(sumber: suara.com)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami