search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Petani Dianjurkan Kendalikan Lalat Buah dengan Pestisida Nabati Daun Jeruk Nipis
Senin, 10 Mei 2021, 13:30 WITA Follow
image

beritabali/ist

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, BANGLI.

Petani, khususnya pembudidaya jambu kristal dianjurkan untuk memanfaatkan pestisida nabati berbahan daun jeruk nipis sebagai pengendali hama lalat buah. 

Hal ini karena daun jeruk nipis mngeluarkan aroma yang harum. Dalam setiap helai daun jeruk niis mengandung ekstrak aroma yang terdiri berbagai jenis minyak esensial. Beberapa jenis aroma yang khas tersebut antara lain aroma citrus dan sitronelal. 

Selain itu setiap daun jeruk nipis juga mengandung beberapa beberapa senyawa aktif seperti flavonoid, luteolin, limonene, dan masih banyak yang lain. 

Hal ini terungkap dalam kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang dilakukan oleh tim peneliti dari Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa yang terdiri dari Dr. Ir. Ni Putu Anom Sulistiawati, M.Si.,  Ir. Ni Komang Alit Astiari, M.Si., dan Ir. I Nengah Suaria, M.Si pada Kelompok Tani Astiti, Desa Tiga Kecamatan Susut, Bangli pada Sabtu (8/5). 

Koordinator tim peneliti Dr. Ir. Ni Putu Anom Sulistiawati, M.Si menyampaikan bahan alami dari tumbuhan atau pestisida alami merupakan cara alternatif yang aman untuk digunakan. Oleh karena terbuat dari bahan alami maka jenis pestisida ini mudah terurai (biodegradable) di alam sehingga  tidak mencemari lingkungan dan relatif aman bagi manusia dan ternak peliharaan karena residunya aman.

“Jeruk nipis ternyata bisa digunakan sebagai penghalau lalat buah. Aroma khas jeruk nipis tidak disukai oleh lalat buah, mereka tidak masuk ke tanaman yang telah disemprot dengan pestisida nabati jeruk nipis,” kata Anom Sulistiawati.

Anom Sulistiawati menuturkan berdasarkan keterangan petani, mereka selama ini mengendalikan lalat buah pada jambu Kristal dengan  cara membungkus pakai jarring dengan biaya tinggi. Cara lainnya yaitu dengan memanfaatkan pestisida kimia, namun dampaknya saat dipanen hingga 3 minggu kedepannya sisa pestisida kimia masih menempel pada buah.

Jambu kristal sangat diminati oleh konsumen dibandingkan dengan varietas jambu biji lainnya sehingga memiliki prospek yang tinggi untuk dikembangkan. 

Namun permintaan jambu kristal dinilai belum dapat terpenuhi dengan baik, hal ini dikarenakan kurangnya stok produksi yang dihasilkan oleh petani Kintamani, Bali dengan luas panen dan penghasil buah-buahan diharapkan mampu untuk mengembangkan dan meningkatkan potensi serta menjadi sentra produksi buah.

Sayangnya lalat buah yang merupakan serangga kecil bersayap, berwarna kuning dengan garis-garis hitam dalam tawon menyebabkan buah rusak. Serangga ini adalah hama tanaman buah yang menjadi musuh paling dibenci oleh petani. Lalat buah merupakan hama penting yang dapat merusak buah dan sangat merugikan petani. 

Lalat ini menyerang  buah pada tanaman dengan cara meletakkan telornya di dalam buahnya. Telur akan menetas akan menjadi ulat yang akan merusak buah, buah  yang akan terserang akan tampak bercak bulat di permukaan kulit, kemudian berlubang kecil dan membusuk.

Anom Sulistiawati berharap pestisida nabati daun jeruk nipis dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh petani. Selain bahannya mudah didapat cara pembuatannya juga sangat sederhana, cukup dengan difermentasikan selama 7 atau 10 hari, pestisida nabati jeruk nipis sudah jadi dan siap digunakan. 

Gunakan pestisida nabati jeruk nipis 30-50 ml untuk 1 liter air dan semprotkan ketanaman. Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada saat hama lalat buah aktif, yaitu pada pagi atau sore hari. Ulangi penyemprotan setiap 2 hari sekali. Demikian cara mengendalikan lalat buah dengan jeruk nipis.

“Bisa juga diberikan secara langsung tanpa difermentasi yaitu dengan membuat larutan 350 mg daun jeruk nipis diblender, dalam 1 ml liter air lalu disaring kemudian langsung disemprotkan, kegiatan ini  dalam rangka mencegah induk lalat buah hinggap di berbagai bagian tanaman untuk bisa bertelur,” ungkap Anom Sulistiawati yang juga merupakan Kaprodi Agroteknologi pada Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa.

Reporter: bbn/mul



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami