search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Vladimir Putin Dirumorkan Idap Kanker Tiroid dan Parkinson
Senin, 4 April 2022, 15:05 WITA Follow
image

beritabali.com/ist/suara.com/Vladimir Putin Dirumorkan Idap Kanker Tiroid dan Parkinson

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Beberapa petunjuk mengerikan menduga bahwa Vladimir Putin mungkin sedang menderita kanker tiroid dan penyakit parkinson ketika memerintahkan invasi Ukraina. Tetapi, Kremlin menolak untuk memberikan penjelasan apapun tentang apa yang dikatakan para ahli dan penyelidik mengenai tanda-tanda kesehatan Vladimir Putin yang menurun ketika memulai perang.

Baru-baru ini di depan publik, Vladimir Putin yang memiliki citra "pria kuat" di Rusia terlihat lemah secara fisik dibandingkan sebelumnya.

Penurunan kondisi fisiknya yang dramatis membuat publik bertanya-tanya ia sedang berjuang melawan penyakit serius atau beberapa masalah kesehatan sekaligus atau tidak.

Muncul laporan bahwa seorang ahli bedah yang berspesialisasi dalam kanker tiroid pada pasien lansia dan pikun sedang menunggu perintah Presiden.

Pada November 2021 lalu, seorang analis politik Rusia mengungkapkan bahwa penguasa lalim itu terkena kanker dan Penyakit Parkinson. Sementara, sumber terpisah mengklaim ia telah menjalani operasi untuk kanker perut.

Dugaan kalau Putin menderita Parkinson diperkuat pada pertengahan Maret 2022, ketika Putin tertatih-tatih di luar panggung menyusul demonstrasi pro-perang di Moskow.

Penampilan pemimpin Rusia yang menurun juga membuat para analis bertanya-tanya mungkinkah wajahnya yang terlihat bengkak itu disebabkan oleh campuran steroid yang biasanya digunakan untuk mengobati kanker.

Meskipun dugaan ini berdasarkan pada setiap perubahan fisiknya. penyelidik lain percaya bahwa keputusannya yang tidak berperasaan terkait dengan perang Ukraina mungkin disebabkan oleh ketidakstabilan psikologis.

Pakar di perusahaan Jepang Risk Measurement Technologies membandingkan suaranya dari saat dia memerintahkan pasukan Rusia berperang pada Februari 2022 dengan rekaman yang lebih baru, saat pasukannya terus berjuang di Ukraina.(sumber: suara.com)

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami