Firasat Buruk Elon Musk: Tesla Mungkin PHK 9.900 Karyawan
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, NASIONAL.
Elon Musk, kepala eksekutif Tesla mengungkapkan firasat buruknya soal ekonomi saat ini. Bahkan menurutnya perusahaan pembuat mobil listrik itu harus memangkas 10% pegawainya.
Dalam laporan ke Bursa saham Amerika Serikat, pada 2021 total karyawan Tesla mencapai 99.920 karyawan. Bila firasat ini terealisasi maka akan ada 9.992 karyawan Tesla akan mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Informasi ini berasal dari email internal yang dilihat oleh Reuters. Email itu berjudul "pause all hiring worldwide" atau menghentikan sementara seluruh perekrutan seluruh dunia.
Reuters melaporkan jika email Elon Musk itu dikirimkan pada para eksekutif Tesla hari Kamis waktu setempat. Sementara itu Tesla tidak segera bersedia untuk berkomentar, dikutip Jumat (3/6/2022).
Sementara itu awal minggu ini Elon Musk dilaporkan mengharuskan para karyawannya harus kembali ke kantor lagi. Ini merupakan informasi dari Electrek dan Bloomberg dalam email yang juga dikirimkan ke eksekutif perusahaan.
Selain memaksa karyawannya untuk kembali work from office (WFO), Elon Musk juga menyatakan karyawan harus menghabiskan minimal 40 jam per minggu di kantor atau 'pergi dari Tesla'. Menurutnya jumlah itu jauh lebih sedikit dari permintaan pada pekerjaan pabrik.
Bekerja jarak jauh bukannya tidak diperbolehkan oleh Elon Musk. Namun harus berada dalam sejumlah keadaan, mengindikasikan permintaan bersifat luar biasa agar disetujui.
"Jika ada kontributor luar biasa yang tidak memungkinkan, saya akan meninjau dan menyetujui pengecualian secara langsung," ungkapnya.
Elon Musk mengklaim dia hampir tinggal di pabrik Tesla. Menurutnya hal itu yang menjadi alasan keberlangsungan hidup perusahaan tersebut.
"Semakin tinggi jabatan Anda, semakin terlihat keberadaan Anda. Tentu saja ada perusahaan yang tidak memerlukannya, namun kapan terakhir kali mereka mengirimkan produk baru yang hebat? Sudah lama," jelas Elon Musk dalam email itu.
Dalam Twitternya, dia tidak menyangkal keaslian email itu. Bahkan menyatakan mereka yang tidak setuju 'harus berpura-pura bekerja di tempat lain'. (Sumber: CNBC Indonesia)
Reporter: bbn/net