search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Pangeran Abdullah Dibui, MbS Tangkap Lebih dari 20 Keluarga Kerajaan
Selasa, 8 November 2022, 16:50 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Pangeran Abdullah Dibui, MbS Tangkap Lebih dari 20 Keluarga Kerajaan

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman (MbS), dikabarkan telah menangkap lebih dari 20 anggota keluarga kerajaan, termasuk Pangeran Abdullah bin Faisal Al Saud, selama menjalankan pemerintahan Saudi sejak 2017 lalu. MbS menangkap mereka lantaran diduga merencanakan kudeta untuk menggulingkan Raja Salman, sang ayah Pangeran MbS.

Berdasarkan laporan Middle East Eye pada 2020 silam, para pangeran Saudi yang ditahan MbS sejauh ini adalah Pangeran Ahmed bin Abdul Aziz, Pangeran Nayef bin Ahmed bin Abdulaziz, Pangeran Mohammed bin Nayef, dan Pangeran Nawaf bin Saad.

Selain itu, beberapa nama lain seperti Pangeran Abdullah bin Faisal Al Saud dan Pangeran Salman bin Abdulaziz juga turut masuk dalam daftar pangeran yang ditangkap MbS.

Penahanan Pangeran Abdullah sendiri diketahui ditangkap pada 2020. Namun penangkapannya belakangan jadi sorotan setelah Saudi menjatuhkan vonis 30 tahun penjara pada Agustus lalu.

Menurut sumber lokal yang dikutip Reuters, MbS "menuduh mereka [para pangeran] melakukan kontak dengan kekuatan asing, termasuk Amerika dan lainnya, untuk melakukan kudeta".

Reuters mengutip sumber yang mengungkapkan bahwa Raja Salman sendiri yang menandatangani surat perintah penangkapan.

Mereka mengklaim sang Raja dalam kondisi yang baik saat melakukan penandatanganan tersebut. Raja Salman diketahui menderita demensia.

Mereka yang ditangkap juga disebut diperintahkan menulis cuitan kesetiaan terhadap MbS. Tiga di antaranya pun sudah melakukan itu.

Banyak yang menilai upaya "bersih-bersih" ini sebagai tindakan paling nekat dan paling putus asa yang dilakukan sang Putra Mahkota.

Tidak seperti pada November 2017 ketika ia melakukan sidak pertamanya terhadap para elit bisnis, nama MbS pada 2020 mulai jelek dan makin tak disukai oleh keluarganya.

Pada 2020, reformasi Putra Mahkota sempat tertatih-tatih. Saudi harus mengalami penurunan harga minyak mentah dan menerima ketidakpuasan karena menutup tempat-tempat suci di Mekah dan Madinah dari seluruh jemaah umrah. Penutupan itu dilakukan setelah negara itu terdampak virus Corona.(sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami