Heboh 'Kerajaan' Babi Bikin Pening Eropa, Manusia Terancam
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DUNIA.
Rencana Spanyol bertransformasi menjadi salah satu negara produsen daging babi terbesar di dunia malah membantu mempercepat depopulasi salah satu pedesaannya. Desa Balsa de Ves, yang berjarak sekitar 60 mil (100 km) dari kota Valencia, menjadi korban dari obsesi salah satu negara Eropa ini. Terjadi ledakan populasi babi di desa mereka.
"Kami diserang babi," kata walikota Natividad Pérez García, mengutip The Guardian, Jumat (17/2/2023). "Kami memiliki lebih dari 800 babi untuk setiap penduduk."
Di sana telah dibangun kandang memanjang di pinggiran desa. Bangunan tersebut adalah rumah bagi 3.900 babi betina, yang menghasilkan sekitar 100.000 anak babi per tahun. Tidak hanya menghasilkan banyak babi, ini juga menghasilkan bau yang tak tertahankan.
Akibat pembangunan pertenakan babi dan bau tersebut, tidak sedikit warga yang mulai pergi dari desa tersebut. Sekolah desa bahkan telah ditutup lebih dari empat dekade lalu. Hotel batu dua lantai di desa tersebut juga menutup pintunya pada tahun 2008.
Depopulasi di desa tersebut dimulai pada 2006. Saat itu perwakilan industri babi muncul di rapat dewan dan menyakinkan semua anggota dewan lokal termasuk Pérez García untuk menandatangani gagasan pembuatan produsen babi terbesar di desanya.
"Itulah awal dari mimpi buruk di desa saya," kata Pérez García. "Di salah satu dusun sekitar tiga kilometer dari peternakan, baunya 362 hari dalam setahun. Aliran truk-truk besar datang dan pergi, menghancurkan jalan-jalan kami."
Pada Mei, pengujian yang dilakukan oleh Greenpeace menunjukkan bahwa salah satu dari lima sumber air di desa tersebut, meskipun tidak terhubung dengan pasokan air minum, memiliki tingkat nitrat 120 miligram per liter, lebih dari dua kali lipat batas arahan UE sebesar 50mg/liter.
Kehadiran nitrat telah dikaitkan dengan penyebaran pupuk kandang oleh peternakan, sebuah korelasi yang ditemukan di seluruh Spanyol. Akibatnya Peréz García dengan tergesa-gesa mengekang kebiasaan warga mengisi kendi dari mata air di desanya.
Peternakan di Balsa de Ves mempekerjakan sedikit orang, tetapi yang lebih mengkhawatirkan bagi Pérez García, populasi desa telah turun 40 persen sejak kedatangan produsen babi.
Sebuah studi tahun 2021 yang membandingkan hampir 400 desa kecil di seluruh negeri menemukan bahwa 74 persen kota di mana jumlah babi melebihi jumlah penduduk telah menyusut selama dua dekade sebelumnya. Sebagai perbandingan, 25 persen desa yang tidak memelihara babi dalam jumlah besar mengalami penurunan serupa.
Pada tahun 2021, negara berpenduduk 47 juta orang itu memiliki 58 juta babi. Jumlah ini naik 40 persen dari satu dekade sebelumnya, sehingga mengubah Spanyol menjadi produsen daging babi terbesar di Eropa.
Sementara sekitar 50.000 pekerjaan di industri daging babi terletak di kota berpenduduk paling sedikit di Spanyol, menurut Interporc Spain, yang mewakili sektor kulit putih besar, jenis yang banyak digunakan dalam peternakan babi intensif.
"Kami bisa hidup dengan sangat baik dari pariwisata, kami memiliki beberapa tempat yang indah. Tapi tidak ada yang tertarik karena adanya pertenakan babi yang besar," tutup Pérez García.(sumber: cnbcindonesia.com)
Editor: Juniar
Reporter: bbn/net