search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Sejarah Relief Bebitra di Gianyar, Ada Pancoran yang Diyakini Sumber Rezeki
Sabtu, 19 Agustus 2023, 13:16 WITA Follow
image

bbn/kintamani.id/Sejarah Relief Bebitra di Gianyar, Ada Pancoran yang Diyakini Sumber Rezeki.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Di Kabupaten Gianyar terdapat objek wisata sejarah yang hingga kini masih dijaga keberadaannya oleh desa setempat, yakni objek budaya Relief Bebitra.

Menilik dari sejarahnya, relief Bebitra merupakan sebuah peninggalan dari Desa Peling yang merupakan cikal bakal terbentuknya Desa Bitera. 

Menurut Kelian Pengempon Pura Bukit Puncak Sari Bitera, relief bermula dari kepemimpinan Mas Pahit dan patihnya yang bernama Wedang Serawah yang berasal dari Desa Peling. 

Pengkhianatan antara istri Mas Pahit dengan Wedang Serawah yang menjadi pemicu mula kehancuran Desa Peling. Imbas dari hal tersebut menyebabkan terbentuknya desa baru yang dipimpin oleh I Dewa Gede Kesiman. 

Setelah penunjukkan I Dewa Gede Kesiman sebagai pemimpin baru, terjadi suatu pertemuan yang akhirnya melahirkan sebuah nama desa baru yang disebut dengan Desa Bebitra. 

Nama tersebut dipenggal menjadi dua kata yaitu bibit memiliki arti benih dan tera yang berarti mengatur atau menolong. Seiring dengan berjalannya waktu, penyebutan Desa Bebitra berubah menjadi Desa Bitera hingga saat ini. 

Namun, pengempon Pura Bukit Puncak Sari ini juga menambahkan bahwa belum ada bukti dan sumber konkret yang menyatakan secara jelas terkait asal usul, sejarah, serta arti yang tersirat dalam Relief Bebitra ini.

Relief Bebitra memiliki keterkaitan erat dengan Pura Bukit Puncak Sari yang terletak tidak jauh di atas lokasi relief. Relief Bebitra memiliki fungsi religi yang di mana dipercaya oleh masyarakat setempat sebagai tempat penyucian atau pesiraman Ida Sesuhunan Pura Bukit Puncak Sari. 

Pada pelaksanaan pujawali purnama keempat dan purnama ke sepuluh, Relief Bebitra difungsikan dalam kegiatan keagamaan, utamanya pada upacara “ngingsah” atau “nyangling”. 

Air dari pancoran Relief Bebitra digunakan untuk membersihkan sarana upakara yang akan dipakai pada upacara pujawali di Pura Bukit Puncak Sari. Pada situs Relief Bebitra terdapat satu pancoran yang keluar dari mulut Garuda yang diyakini oleh masyarakat setempat sebagai sumber rezeki. 

Unsur keagamaannya juga nampak pada bentuk pahatan yang berupa filosofi binatang yang sangat disucikan dalam Agama Hindu, seperti Singa sebagai manifestasi penjaga di alam Dewa Wisnu, Lembu sebagai wahana atau kendaraan Dewa Siwa, sedangkan Anjing sebagai perantara orang yang telah meninggal.

Karena kental dengan unsur-unsur religi, maka kesucian dari Relief Bebitra ini sangat dijaga oleh masyarakat setempat. Terdapat beberapa pantangan yang perlu diperhatikan oleh pengunjung di antaranya, dilarang mencuci tangan pada pancoran dan tidak diperkenankan mengambil air secara sembarang tanpa proses yadnya. 

Hal ini menjadi catatan pula bagi wisatawan atau seseorang yang hendak mengunjungi relief ini agar senantiasa menjaga tutur kata, pikiran, dan perbuatan saat berada di situs Relief Bebitra ini. Selain itu, bagi pengunjung yang sedang datang bulan atau “leteh” juga tidak diperbolehkan untuk memasuki area relief.

Bagi pengunjung yang ingin mengunjungi objek wisata Relief Bebitra ini, berikut adalah deskripsi lokasi yang akan mempermudah aksebilitas menuju lokasi Relief Bebitra. 

Objek Relief Bebitra berada di Lingkungan Roban, Kelurahan Bitera, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali. Dari Kota Denpasar menuju ke arah timur dengan jarak kurang lebih 25 kilometer serta jika dari pusat Kota Gianyar hanya berjarak kurang lebih 2,5 kilometer.

Apabila ingin menuju ke cagar budaya ini, pertama pengunjung harus menuju Lingkungan Roban. Pada Lingkungan Roban terdapat sebuah pasar yang bernama Pasar Desa Bitera. Dari pasar Desa Bitera, pengunjung dapat beranjak menuju ke arah selatan hingga ke lokasi Pura Bukit Pucak Sari Bitera. 

Dari lokasi pura tersebut, pengunjung tidak perlu memasuki kawasan pura, namun berbelok ke arah timur melalui jalan setapak kecil yang hanya bisa dilewati oleh sepeda motor dan pejalan kaki. Pengunjung juga akan melewati area persawahan di mana sepanjang perjalanan sudah terdapat penunjuk arah ke lokasi Relief Bebitra. (sumber: kumparan)

Editor: Robby

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami