search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
AS Belum LIhat Sinyal Serangan Nuklir Rusia ke Ukraina
Kamis, 14 Maret 2024, 10:21 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/AS Belum LIhat Sinyal Serangan Nuklir Rusia ke Ukraina

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Pemerintah Amerika Serikat (AS) belum melihat indikasi Rusia siap menggunakan senjata nuklir di Ukraina.

Pernyataan itu disampaikan setelah Presiden Vladimir Putin mengatakan siap mengerahkan senjata nuklir jika kedaulatan Rusia terancam.

Sekretaris Pers AS Karine Jean-Pierre menilai retorika Rusia mengenai masalah senjata nuklir "sembrono" sejak mereka menginvasi Ukraina pada Februari 2022.

"Kami belum melihat adanya alasan untuk menyesuaikan postur nuklir kami, atau adanya indikasi bahwa Rusia sedang bersiap untuk menggunakan senjata nuklir di Ukraina," ujar Jean-Pierre ketika ditanya tentang komentar Putin terkait senjata nuklir seperti dikutip AFP pada Rabu (13/3).

Jean-Piere memandang Putin ingin "menegaskan kembali doktrin nuklir Rusia" setelah dia ditanyai dalam sebuah wawancara tentang penggunaan senjata tersebut.

"Meskipun demikian, retorika nuklir Rusia ceroboh dan tidak bertanggung jawab sepanjang konflik ini," tambahnya.

"Rusialah yang secara brutal menginvasi Ukraina tanpa provokasi atau pembenaran, dan kami akan terus mendukung Ukraina dalam membela rakyat dan wilayahnya dari agresi Rusia."

Pada Rabu lalu, Putin memuji persenjataan nuklir Moskow dan memperingatkan bahwa ia siap mengerahkan senjata tersebut jika kedaulatan Rusia berada di bawah ancaman.

Kremlin memuji kehebatan nuklirnya selama dua tahun invansi di Ukraina. Komentar terbaru Putin muncul beberapa hari menjelang pemilu di Rusia yang tampaknya akan memberinya kekuasaan lagi selama enam tahun.

Sementara, Biden pada Selasa lalu mengumumkan paket senjata darurat senilai US$300 juta untuk menopang Ukraina setelah kemajuan Rusia baru-baru ini. Namun, Kongres AS memblokir bantuan lebih lanjut.(sumber: cnnindonesia.com)
 

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami