search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Analis Militer Prediksi Peluang Ukraina Hadapi Agresi Rusia
Minggu, 28 April 2024, 13:20 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Analis Militer Prediksi Peluang Ukraina Hadapi Agresi Rusia

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, DUNIA.

Perang Rusia-Ukraina yang telah berkecamuk selama lebih dari 2 tahun mengakibatkan kerusakan dan kerugian yang besar.

Ukraina sebagai negara yang menjadi korban invasi militer Rusia pun harus menanggung beban berat untuk bisa bertahan melawan gempuran yang kian brutal.

Sejumlah pengamat juga telah melihat proyeksi dari Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia selama ini.

Ukraina yang selama ini bergantung kepada sekutu-sekutunya untuk mendapatkan bantuan militer juga tak mendapatkan kabar pasti selama beberapa bulan terakhir.

Seorang penasihat Eropa Tengah dan Timur Andrius Tursa, mengatakan ketergantungan Kiev terhadap bantuan militer dari negara sekutunya dapat berdampak buruk.

"Meskipun pembaruan dukungan militer AS kemungkinan akan mencegah potensi kekalahan militer pada tahun 2024, beberapa bulan terakhir ini dengan jelas menunjukkan bahaya ketergantungan Kyiv (yang berlebihan) pada bantuan militer AS," ujar Tursa seperti dikutip CNBC, Jumat (26/4).

Tursa lanjut menggarisbawahi 'kemenangan' yang dicari Ukraina kemungkinan dapat berbeda dengan yang diincar oleh negara-negara sekutunya.

"Juga terdapat kurangnya kesamaan visi antara Kyiv dan sekutunya mengenai arti 'kemenangan' Ukraina dan langkah serta sumber daya apa yang diperlukan untuk mencapainya," tambah Tursa.

Dia juga menyebut bahwa Ukraina hingga kini masih bersikeras untuk merebut kembali wilayah yang diduduki Rusia sejak 2014. Namun, ia merasa bahwa hal tersebut kurang realistis jika melihat kondisi terkini.

Jika melihat dari sisi Rusia, mereka memanfaatkan niat agresinya atas dasar identitas kolektif. Ini karena Rusia disebut rela mempertaruhkan otoritas, legitimasi, dan warisannya untuk merebut wilayah Ukraina yang mereka anggap sebagai saudara sedarah.

Berharap pada sekutu

Seorang ahli militer Kiev Oleksandr Musiyenko, mengungkapkan bahwa Ukraina perlu membicarakan lebih lanjut kepada sekutunya terkait tujuan-tujuan yang ingin mereka raih.

"Saya ingin melihat pembebasan wilayah yang diduduki [Rusia] tetapi hal itu sangat sulit dilakukan, setidaknya untuk saat ini. Jadi kita perlu membicarakan hal ini dengan mitra kita dan menjalin kesatuan dengan mitra kita," ungkap Musiyenko.

Musiyenko lebih lanjut menjelaskan bahwa pejabat politik di Ukraina kerap frustrasi jika dihadapkan dengan kenyataan yang mereka hadapi.

Itu karena sekutu-sekutu Ukraina tidak serius dalam menanggapi konflik yang sedang terjadi.

"Di sini, di Ukraina, masyarakat dan politisi, mereka merasa sedikit sensitif ketika membicarakan hal ini, tapi saya yakin kita harus jujur kepada rakyat Ukraina dan juga dengan mitra Barat kita, itu sangat penting," tambahnya.

Kendati demikian, Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) baru-baru ini mendorong sekutunya untuk segera memberikan bantuan kepada Ukraina imbas serangan yang kerap terjadi belakangan ini.

"Kita harus memberikan lebih banyak dukungan untuk Ukraina karena di sanalah kita sedang diuji. Setiap hari kita melihat serangan yang lain, kekejaman yang lain. Rusia menghancurkan infrastruktur Ukraina, termasuk pembangkit listrik utama," ungkap Sekretaris Jenderal NATO seperti dikutip Anadolu Agency.

Namun, Washington telah sepakat untuk mengesahkan salah satu rancangan undang-undang yang berisi tentang pengiriman bantuan dana dengan total mencapai US$95 miliar. Bantuan dana dan pertahanan itu disebut akan dikirim ke beberapa negara sekutu AS seperti Ukraina, Taiwan, hingga Israel.

Presiden AS Joe Biden juga secara diam-diam disebut 'menyelundupkan' sebuah rudal jarak jauh ke paket bantuan yang berencana dikirim pada bulan ini.

Ukraina yang kewalahan menghadapi serangan Rusia sedang menunggu bantuan dari negara-negara sekutu tiba guna menyokong kekuatan militernya.

Perasaan cemas pun kerap menghantui Kiev dan warganya di tengah gempuran Rusia yang semakin brutal. (sumber: cnnindonesia.com)

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami