search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Desa Batuan Gelar Nilapati Ngaben Massal, Diharapkan Atman Menyatu dengan Brahman
Jumat, 13 September 2024, 16:59 WITA Follow
image

beritabali/ist/Desa Batuan Gelar Nilapati Ngaben Massal, Diharapkan Atman Menyatu dengan Brahman.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Desa Adat Batuan, Kecamatan Sukawati menggelar upakara Pitra Yadnya Mamukur/Nyekah Nilapati pada Jumat (13/9) hingga Sabtu (14/9). 

Nilapati digelar sebagai puncak prosesi penyucian serta peningkatan roh leluhur. Ini menjadi tahapan terakhir dari rangkaian upacara Pitra Yadnya Ngaben Massal. 

Ketua Umum I Wayan Sudha seizin Bendesa Adat Batuan I Nyoman Megawan menjelaskan prosesi ini diikuti sebanyak 104 Puspa Sekah dan 1 Sangge Bhatara Lingga. Nilapati digelar dengan harapan Hyang Pitara dapat menyatu dengan Brahman. Menyatu dengan sang pencipta atau disebut dengan moksa. 

"Karena sesungguhnya tujuan agama Hindu adalah Moksartham Jagadhita ya Ca Iti Dharma," jelasnya. 

Dalam pelaksanaan upacara Nilapati, daksina linggih yang menyimbolkan Bhatara Hyang akan dipralina dengan cara membakarnya. Kemudian abunya dimasukkan ke dalam bungkak nyuh gading lalu ditanam di belakang palinggih Rong Tiga. 

"Dengan harapan Hyang Pitara bisa menyatu dengan Brahman," ujar pensiunan ASN Pemkab Gianyar ini. 

Rangkaian prosesi Nilapati dimulai dari Ngangkid di Pantai Purnama yang dipuput oleh Ida Pandita Mpu Kidul Dwija Maha Sidhi Manik Mas Griya Sakti Kidul Pancaka Tirta Manik Mas Batuan. 

Dilanjutkan dengan Ngajum Sekah di Bale Peyadnyan, jaba sisi Pura Dalem Alas Arum; Nunas Toya Ning di Pura Beji; mendak Lembu, Ngaub Puspa lan Mepetik, Mapurwadhaksina. Selanjutnya Puspa munggah ring Petak dipuput 4 sulinggih. 

"Malamnya dilakukan mrelina Sekah atau Ngeseng, ngambe lan ayaban Sekah Tunggal," jelasnya.

Dalam proses pembakaran, Ngaben Massal di Desa Adat Batuan tidak menggunakan petulangan mewah berupa Lembu, Singa atau bentuk lainnya. Melainkan hanya Bebean, petulangan sederhana. 

"Pertimbangannya melihat filosofi kesetaraan dan kebersamaan. Tempat pembakaran itu juga tidak merupakan suatu keharusan dibuat besar. Kalau pribadi silahkan, karena ini namanya massal, bersama-sama biar ada kesetaraan. Kebersamaan. Tujuan kita kan untuk kebersamaan, menekan ego," terang Sudha.

Editor: Robby

Reporter: bbn/gnr



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami