search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Gunung Ruang di Sulut Belum Normal Usai Erupsi April
Minggu, 13 Oktober 2024, 11:28 WITA Follow
image

beritabali.com/cnnindonesia.com/Gunung Ruang di Sulut Belum Normal Usai Erupsi April

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, NASIONAL.

Aktivitas Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara belum normal usai erupsi pada April lalu. Pihak Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan masih ada gempa vulkanik walau intensitasnya menurun.

"Aktivitas Gunung Ruang masih belum kembali ke normal, meski jumlah kegempaan sudah jauh menurun dibandingkan bulan April-Mei 2024 dengan jumlah jumlah gempa vulkanik pada kisaran 1-3 per hari," kata Kepala PVMBG ESDM P. Hadi Wijaya di keterangan resminya, Sabtu (12/10), diberitakan Antara.

Gempa vulkanik berkaitan migrasi magma di kedalaman.

Gunung Ruang erupsi pada 17 April 2024, kemudian erupsi lebih besar lagi pada 30 April 2024. Usai erupsi kedua warga di Pulau Ruang dievakuasi ke sejumlah lokasi di Manado, Bitung, Minahasa dan Minahasa Utara.

Pada periode 16-30 September 2024 tercatat ada 31 kali gempa embusan, 70 kali gempa vulkanik dalam, delapan kali gempa tektonik lokal dan 134 kali gempa tektonik jauh.

Dari pengamatan visual masih terlihat asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis-tebal dan tinggi sekitar 50-200 meter dari puncak. Meski asap

Selama periode itu jumlah gempa vulkanik lebih banyak ketimbang rentang Agustus sampai pertengahan September 2024. Namun tinggi asap turun dan jumlah gempa hembusan lebih sedikit dibanding Juni 2024.

Asap kawah tebal teramati pada 24 September 2024 setelah terekam gempa tektonik jauh sebanyak 23 kali kejadian dan gempa vulkanik dalam enam kali kejadian.

Asap kawah tebal teramati kembali pada 30 September 2024 setelah terekam gempa vulkanik dalam sebanyak 32 kali kejadian.

"Potensi bahaya saat ini berupa erupsi yang menghasilkan lontaran material pijar, dan paparan abu vulkanik yang bergantung pada arah dan kecepatan angin serta lahar bila hujan deras turun di sekitar Gunung Ruang," ujar Hadi. (sumber: cnnindonesia.com)
 

Editor: Juniar

Reporter: bbn/net



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami