search
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
radio_button_unchecked
light_mode dark_mode
Mantan Atlet Voli Ini Bersyukur Sudah Jadi Peserta JKN
Kamis, 17 Oktober 2024, 10:56 WITA Follow
image

beritabali/ist/Mantan Atlet Voli Ini Bersyukur Sudah Jadi Peserta JKN.

IKUTI BERITABALI.COM DI

GOOGLE NEWS

BERITABALI.COM, GIANYAR.

Tidak ada yang menyangka jika di balik penampilannya yang nampak sehat-sehat saja, ternyata I Wayan Punarbawa (52) sempat terkena penyakit tumor. 

Penyakit tersebut sempat membuatnya harus menjalani operasi. Ia pun berbagi kisahnya menjalani operasi yang diakuinya berjalan dengan lancar. Pasca-operasi, kini kondisinya benar-benar sudah mulai normal.

Pria asal Gianyar yang merupakan mantan atlet voli ini awalnya merasakan sering pegal pada bagian lengan kiri dan pundaknya. Karena sakit tersebut berlangsung terus menerus selama sebulan, ia kemudian memeriksakan dirinya ke klinik menggunakan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Menurutnya, pada bagian pergelangan tangannya tumbuh daging yang cukup menonjol dan terasa semakin hari semakin sakit.

“Pada tetapi saat itu saya belum bisa memastikan apakah penyakit tersebut membuat bagia kiri tubuh saya pegal. Akhirnya pihak klinik merujuk saya ke salah satu rumah sakit swasta di Gianyar untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut,” ungkap Punarbawa saat ditemui di kediamannya pada Senin (29/04).

Dengan melewati proses administrasi yang cukup mudah di rumah sakit, ia menjalani serangkaian pemeriksaan detail dan canggih. Hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak rumah sakit menunjukkan jika ia menderita tumor yang belum ganas. Namun dipastikan oleh pihak dokter jika hal tersebutlah yang membuat pegal dari lengan kiri hingga pundaknya. Dokter menyarankan untuk segera melakukan tindakan operasi mengangkat benjolan daging tersebut agar ia tidak merasakan sakit lagi.

“Saya dan istri menyetujui saran dokter dari pada saya terganggu dengan pegal yang ditimbulkan benjolan tersebut. Sementara untuk biaya pengobatan saya hanya mengandalkan Program JKN atas edukasi dari dokter, mengingat ketersediaan dana yang belum tentu dapat saya penuhi waktu itu,” ungkap bapak satu anak ini.

Ketika tiba saat ia menjalani operasi, Punarbawa mengaku jika dirinya dibius total dan tidak dapat mengingat proses operasi yang dilakukan, waktu operasinya terasa cukup singkat. Ketika ia siuman, ia sudah berada di ruangan rawat inap dengan kondisi tempat benjolannya sudah dibalut perban. Ia melewatkan satu malam di rumah sakit hingga besoknya diperbolehkan pulang oleh pihak dokter dan setelah dipastikan juga jika kondisinya sudah membaik.

Ia mengaku lega karena operasinya berjalan dengan lancar dan berhasil dengan baik. Ia senang sumber penyakitnya telah diangkat dan ia dapat kembali sembuh seperti sedia kala. Selain itu hal yang melegakannya adalah ketika ia akan pulang, pihak rumah sakit memberikan penjelasan tentang pembiayaan pelayanan kesehatan yang sudah ditanggung tuntas oleh BPJS Kesehatan.

“Saya ditunjukkan pembiayaan yang lumayan besar tetapi tidak perlu saya bayar dengan keluar uang dari kantong sendiri karena semuanya sudah dijamin oleh JKN. Hal tersebut sangat melegakan dan saya begitu bersyukur telah dibantu Program JKN,” ungkapnya.

Punarbawa sendiri merupakan peserta JKN dari segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau mandiri kelas 3 bersama istri dan anaknya. Setiap bulannya, ia harus membayar iuran sebesar 35 ribu rupiah per orang. Ia telah membayar iuran kurang lebih sampai 10 tahunan. Ia mengaku sama sekali tidak keberatan membayar iuran tersebut demi memperoleh perlindungan jaminan kesehatan yang sangat membantu keluarganya.

“Saya selalu menyediakan biaya iuran JKN per bulan agar tidak terlambat. Selama 10 tahun menjadi peserta JKN, begitu banyak saya mendapatkan manfaat. Mulai dari almarhum ibu yang dulu sering bolak-balik ke rumah sakit, hingga istri saya yang baru saja menjalani operasi. Belum lagi ketika sakit-sakit demam yang berobatnya cukup di Puskesmas, walau mungkin biayanya lebih murah, tapi kalau sering sakit juga pasti habis besar biayanya. Makanya saya bersyukur sekali ada Program JKN,” ucap Punarbawa. 

Editor: Robby

Reporter: BPJS Klungkung



Simak berita terkini dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Ikuti saluran Beritabali.com di WhatsApp Channel untuk informasi terbaru seputar Bali.
Ikuti kami