Desa Adat Seraya Konsisten Gelar Festival Meski Minim Dukungan Pemkab
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, KARANGASEM.
Perjuangan Desa Adat Seraya, Karangasem untuk melestarikan budaya, adat dan tradisinya patut diacungi jempol. Meski minim suport dari Pemkab Karangasem, namun pihak Desa Adat Seraya mampu secara konsisten melaksanakan Seraya Culture Festival.
Pada tahun 2024 ini, Desa Adat Seraya untuk yang ketiga kalinya kembali melaksanakan Seraya Culture Festival. Tak tanggung - tanggung, selain menampilkan tradisi Gebug Ende, pada Festival kali ini panitia juga melibatkan sekitar 300 lebih seniman serta mementaskan 100 penari pendet pada saat pembukaan.
"Ada sekitar 300 lebih seniman yang akan terlibat dalam gelaran Seraya Culture Festival ini. Kami sekarang bukan hanya berfokus ke tradisi tetapi juga mengangkat seni dan budaya yang dapat menunjang sektor ekonomi wisata berbasis budaya dan sekaligus sebagai pelestarian seni, tradisi dan budaya yang ada di Desa Adat Seraya," jelas Ketua Panitia Seraya Culture Festival, I Wayan R Supertama, Minggu (20/10/2024) dalam jumpa pers yang bertempat di Warung Chic, Desa Seraya Barat.
Baca juga:
Menteri PPPA Bintang Buka Sanur Village Festival 2024, Dukungan untuk Perempuan dan UMKM Bali
Ia mejelaskan, gelaran Seraya Culture Festival ke 3 tahun 2024 ini akan berlangsung selama tiga hari, mulai tanggal 24 hingga 26 Oktober 2024 dengan mengambil venue utama di Lapangan Ki Kopang l dengan tema "Jenggama". Tema ini diambil dari bahasa Sansekerta yang artinya kehidupan. Tema ini diambil selaras dengan harapan Desa Adat Seraya yang ingin menghidupkan ekonomi masyarakat melalui seni, tradisi dan budaya.
Tak sampai disana, panitia juga menyuguhkan berbagai hiburan mulai dari lomba serta bintang tamu pads malam pagelaran seperti Clekontong Mas, Tika Pagraky, Widiwidiana, Dek Ulik, Semaya Koplo, East Project Band Dan Beberapa Penyanyi Lokal.
Sementara, Bendesa Adat Seraya I Made Salin mengungkapkan, kegiatan pelestarian tradisi yang ada di Desa Adat Seraya. Salah satu yang menonjol yang ditampilkan dalam festival ini yakni Gebuk Ende Seraya.
Gebuk ende sendiri merupakan tradisi yang dimiliki Desa Adat Seraya yang masih lestari hingga saat ini. Tradisi tersebut dipercaya sebagai sarana meminta hujan saat kemarau datang seperti saat ini.
“Ini menjadi ikon Seraya. Gebuk ende tidak ada selain di Seraya. Itu tradisi satu-satunya desa kami. Kami berharap dari festival ini membawa manfaat bagi banyak orang. Terutama geliat ekonomi karena ada pameran UMKM. Selain itu juga kami berharap ke depan bisa berimbas pada kunjungan pariwisata di Karangasem,” harap Made Salin.
Sementara, terselenggaranya Seraya Culture Festival ke 3 tahun 2024 ini tidak terlepas dukungan dari berbagai sponsor, baik donatur serta dukungan dari Kementrian dan Dinas Parisiwata Provinsi Bali. Sayangnya, meski telah tiga kali terselenggara, Pemda Karangasem sepertinya belum memberikan suport dukungan secara maksimal.
Menurut panitia, saat perecanaan pihaknya sempat berkodinasi dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Karangasem, hanya sajan mandeg tanpa ada kejelasan. Pihak Disparbud sendiri dikatakan hanya memberikan suport dana sebesar Rp30 juta untuk Seraya Culture Festival sedangkan estimasi biaya yang akan dihabiskan jika melihat Festival sebelumnya mencapai Rp700 juta lebih.
Editor: Robby
Reporter: bbn/krs