Kolaborasi Intrepid dan SOS Indonesia untuk Ketahanan Pangan di Bali
GOOGLE NEWS
BERITABALI.COM, DENPASAR.
Kekurangan pangan masih menjadi tantangan bagi banyak warga, khususnya di destinasi wisata utama seperti Bali dan Jakarta.
Menyadari hal ini, perusahaan pariwisata berkelanjutan Intrepid DMC Indonesia menjalin kerja sama dengan Scholars of Sustenance (SOS) Indonesia), sebuah organisasi nirlaba yang berfokus pada penyelamatan dan distribusi makanan bagi masyarakat yang membutuhkan.
Melalui Intrepid Foundation, Intrepid DMC telah mengalokasikan dana donasi awal sebesar 5.000 dolar AS untuk mendukung operasional SOS Indonesia. Dana ini akan membantu menyalurkan makanan layak konsumsi kepada kelompok rentan serta mengatasi pemborosan pangan di sektor pariwisata
SOS Indonesia dikenal sebagai organisasi yang aktif menyelamatkan 300.000 kg makanan setiap tahunnya. Makanan layak konsumsi yang berasal dari hotel, restoran, dan supermarket dikumpulkan lalu didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan, termasuk panti asuhan dan komunitas rentan di berbagai wilayah di Bali, seperti Karangasem, Buleleng, hingga Denpasar dan sekitarnya.
"Dengan lingkungan yang bersih, hidup kita akan menjadi sehat, bersahaja, dan penuh kedamaian. Oleh sebab itu, untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat, semua harus berperan aktif," ujar Ni Luh Putu Juniari, perwakilan SOS Indonesia.
SOS telah menjalin kerja sama dengan lebih dari 100 hotel dan ritel makanan, di antaranya Hard Rock Hotel, Papaya, dan Nutrifood. Organisasi ini memiliki tiga armada kendaraan serta tim operasional yang secara rutin mendistribusikan makanan layak konsumsi ke berbagai daerah di Bali.
Dalam program yang dilaksanakan pada Jumat (14/3/2025) di Sanur, sekitar 50 orang yang terdiri dari staf Intrepid DMC, SOS Indonesia, serta pelaku pariwisata, berpartisipasi dalam kampanye peningkatan kesadaran terhadap penyelamatan pangan.
Langkah Nyata untuk Keberlanjutan Pangan
Kerja sama ini tidak hanya tentang mendistribusikan makanan, tetapi juga membantu operasional SOS dalam pengelolaan sumber daya, seperti biaya transportasi dan perawatan kendaraan yang digunakan untuk distribusi makanan.
Bahkan, sejak awal tahun 2025, Intrepid DMC telah menyalurkan donasi awal sebesar 5.000 dolar AS untuk mendukung berbagai program SOS di Bali dan Jakarta.
“Tidak ada manusia yang layak lapar ketika ada makanan yang akan dibuang sia-sia. Scholars of Sustenance Indonesia menjawab isu ini langsung ke lapangan dan kami bangga mendukung mereka. Ini bukan hanya tentang pangan, ini tentang kemanusiaan,” kata Bih Luh Putu Juniari, perwakilan SOS Indonesia.
Seiring dengan meningkatnya jumlah wisatawan di Bali, meningkat pula produksi sisa makanan dari hotel, restoran, dan ritel. Untuk mengurangi pemborosan dan memastikan makanan tidak terbuang percuma, SOS Indonesia terus mengembangkan kerja samanya dengan berbagai pihak.
“Saat ini, SOS telah bermitra dengan lebih dari 100 hotel dan ritel makanan di Bali, seperti Hard Rock Hotel, Papaya, hingga Nutrifood,” jelas Ni Luh Putu Juniari.
Melalui kerja sama ini, mereka menyalurkan makanan layak konsumsi kepada kelompok masyarakat yang membutuhkan, seperti panti asuhan dan komunitas berpenghasilan rendah di Bali, termasuk di wilayah Karangasem dan Buleleng.
Dengan tiga armada kendaraan dan tim operasional sebanyak 15 orang, SOS menjalankan distribusi pangan dengan sistem yang telah terstruktur agar masyarakat yang membutuhkan dapat menerima makanan secara merata.
Lebih lanjut, Bih Luh Putu Juniari dari SOS Indonesia mengungkapkan bahwa inisiatif ini tidak hanya memberikan manfaat bagi ketahanan pangan masyarakat, tetapi juga mengurangi dampak limbah makanan yang bisa mencemari lingkungan.
Sebagai organisasi filantropi yang berbasis di Australia, Intrepid Foundation menekankan pentingnya pemanfaatan kembali makanan yang berlebih untuk masyarakat yang membutuhkan, dibandingkan harus terbuang sia-sia.
“Kami percaya tidak ada satu pun orang di dunia yang seharusnya tidur dalam keadaan lapar. Scholars of Sustenance Indonesia menjawab isu ini langsung ke lapangan dan kami bangga mendukung mereka. Ini bukan hanya tentang pangan, ini tentang kepedulian,” ujar Bih Luh Putu Juniari dari SOS Indonesia.
Dengan kerja sama ini, diharapkan semakin banyak masyarakat dan pelaku usaha di sektor pariwisata yang turut serta dalam menyelamatkan pangan, membantu mereka yang membutuhkan, serta menjaga keberlanjutan lingkungan dengan mengurangi limbah makanan.
Editor: Redaksi
Reporter: bbn/rls